Ekonomi Indonesia dan Resesi, Pemerintah Diminta Segera Belanjakan APBD

Selasa 10-11-2020,12:00 WIB

Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Jawa Barat Herman Muchtar mengatakan resesi ekonomi yang menimpa Indonesia juga turut berdampak pada perhotelan dan restoran. Karenanya, Herman meminta pemerintah untuk segera membelanjakan APBD di penghujung tahun 2020.

"Kita mah ingin pemerintah supaya segera membelanjakan anggaran itu. Jangan terlalu banyak dana itu terpendam, seperti dana provinsi sekitar ada Rp 200 triliun lebih yang belum dicairkan. Sekarang kan sudah bulan November. Kalau uang itu sudah dicairkan dan dibelanjakan, kan perputaran ekonomi akan jalan," ungkapnya saat ditemui dalam acara Himpunan Humas Hotel Bandung, Senin (9/11).

Herman mengatakan, dampak tersebut juga nampak dari hunian hotel yang juga berada di bawah naungan PHRI, mengalami pengurangan bahkan sebelum adanya resesi ekonomi.

"Pandemi belum habis, kita sudah masuk ke resesi. Dengan resesi itu daya beli kan berkurang, sedangkan pengangguran meningkat, orang kembali ke daerah-daerah. Dengan daya beli itu berkurang, kan berdampak kepada hunian hotel juga akan berkurang, termasuk restoran," ujarnya.

Ia menuturkan, sejauh ini masiha da 10-15 persen yang belum buka. "Yang belum buka sekitar 519, kemudian Juli kan buka. Tapi masih ada sampai sekarang yang belym buka 10-15 persen lagi," ungkapnya.

"Banyak hotel yg tutup, yg mau dijual banyak. Terpaksa aja buka. Kecuali hotel bintang empat lima masih bagus, ada. Tapi Average Room Rate (ARR) lebih rendah 40 persen dari normal," tambahnya.

Sementara itu, Pemkot Bandung terus melakukan berbagai upaya untuk menumbuhkan geliat ekonomi. Menurut Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar Kota Bandung, Kenny Dewi Kaniasari, Bandung termasuk ke dalam kota yang adaptif dibanding kota lain khususnya dalam pemulihan ekonomi.

 

"Kota Bandung ini harus kita promosikan, Bandung ini sudah aman. Kemudian relaksasi-relaksasi ini justru Bandung ini lebih adaptif dibanding kota lain. Kita seimbang antara kesehatan dan ekonominya, jadi banyak relaksasi-relaksaai yang kita gunakan," ungkapnya pada kesempatan yang sama.

 

Kenny juga menuturkan rencana Pemkot Bandung untuk meluncurkan kalender event pada 2021. "Jangan sampai pariwisata terpuruk yah tapi harus terus menggeliat. Saya lihat juga saat kemarin libur panjang potensinya juga sudah mulai bergeliat. Nah Kenapa tidak tahun depan kita ramaikan lagi dengan kalender event ini sudah menanti untuk 2021," paparnya.

Ia menuturkan, kalender event ini akan kita bersinergi dengan industri pariwisata. Kenny mengaku pihaknya akan monetasikan melalui paket wisata.

"Kita menyiapkan paket saat wisatawan datang menggunakan pesawat, kereta atau bus sampai mereka pulang lagi ke daerahnya. Apa yg bisa ia lakukan di Bandung. Itu sedang kita susun sekarang dan itu mungkin sinergitas yang kita harapkan dari pemerintah kota bandung dan teman-temab marcom dan PR hotel," jelasnya.

Sebelumnya, Disbudpar juga sempat mengatakan di masa pandemi hingga akhir tahun 2020 merupakan tahap mitigasi supaya sektor pariwisata  berkembang. Sementara 2021 akan memasuki tahap recovery unruk meningkatkan kunjungan wisata ke Kota Bandung.

Dilansir dari katadata.co.id, Indonesia resmi mengalami resesi dengan pertumbuhan ekonomi kuartal ketiga 2020 tercatat minus 3,49%. Kendati negatif, angka ini lebih baik dibandingkan dengan kuartal kedua yang negatif 5,32%.

Tags :
Kategori :

Terkait