Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE) tidak serta merta mengancam kebebasan berpendapat masyarakat. Tetapi juga karena arogansi kekuasaan.
"Sebetulnya kebebasan itu tidak diancam undang-undang tapi diancam oleh arogansi kekuasaan. UU cuma alat," kata pengamat politik Rocky Gerung dalam acara ILC TVOne, Selasa (3/11) malam.
Rocky pun menyoroti kebiasaan masyarakat yang kerap membandingkan kebebasan, presiden saat ini dengan yang terdahulu. Ada hal yang tidak tepat saat masyarakat membandingkan kepemimpinan Presiden Joko Widodo dengan era Presiden Soeharto.
"Jelas saja Jokowi lebih bebas suasananya. Itu bukan perbandingan yang tepat. Habibie atau SBY itu baru perbandingan, masak Jokowi dibandingkan dengan Gajah Mada, ya enggak ada gunanya. Bandingkan dengan (pemerintahan) yang terdekat," lanjutnya.
Dalam kesempatan tersebut, Rocky mengaku, sempat menjadi korban kebebasan berpendapat. Yakni saat salah akun media sosialnya tiba-tiba menghilang, meski sudah memiliki dua juta pengikut.
"UU ITE ini didesain untuk memantau dan mengintip transaksi keuangan, bukan transaksi pikiran. Ini yang terjadi hari ini. SBY membuat UU ini untuk menghasilkan transaksi yang masuk akal, sekarang Jokowi pakai ini untuk membuat pabrik borgol, itu bahayanya," tandasnya. (rmol/zul)