Sejumlah penyintas COVID-19 mengaku mengalami gejala yang berbeda-beda. Bahkan, OTG (orang tanpa gejala) sama sekali tidak merasakan jika dirinya sudah terinfeksi.
Namun, sebagian penyintas masih bisa mengalami gejala. Seperti nyeri otot, rasa lelah, dan gangguan napas. Bahkan setelah dinyatakan sembuh sekalipun. Hal ini disebut sebagai fenomena long COVID.
"Studi dari negara-negara Eropa menemukan 9 dari 10 pasien COVID-19 yang dirawat dapat mengalami fenomena long COVID. Bagi mereka yang terdampak, kemungkinan butuh waktu perawatan lebih lama di rumah sakit," ujar ahli patologi klinik, dokter Muhammad Irhamsyah, Sabtu (31/10).
Menurutnya, Long COVID ini biasanya terjadi pada pasien dengan keluhan mild symptoms (gejala ringan). Rata-rata mengalami gejala lebih dari tiga minggu. Bahkan ada yang berbulan-bulan setelah gejala awal dialami pasien
Sampai saat ini penyebab long COVID masih belum diketahui secara pasti. Diduga hal ini berhubungan dengan tingkat kerusakan organ yang disebabkan oleh virus dan proses pemulihannya.
"Penelitian menyebutkan penyakit yang ditimbulkan oleh COVID-19 bergantung seberapa berat kerusakan organ yang dialami pasien. Sehingga terdapat potensi pasien yang mengalami gejala berkelanjutan akan melalui proses perbaikan organ tubuh yang memakan waktu lama," paparnya.
Indonesia, lanjutnya, sebaiknya perlu waspada tentang hal ini. Karena COVID-19 adalah virus yang dianggap sangat berbahaya. Karena dapat mengganggu kualitas hidup seseorang. Terutama fisik maupun mental.
Karena itu, disiplin 3M (Memakai Masker, Mencuci Tangan, Menjaga Jarak) dinilai sangat penting. Menurutnya, protokol kesehatan sangat efektif membantu mencegah terjadinya penularan. (rh/zul/fin)