Sejumlah nama-nama yang diharapkan masuk kabinet Pemerintahan Jokowi-Ma'ruf mulai disebut-sebut jika benar reshuffle terjadi. Nama-nama itu terungkap melalui Survei Indonesia Political Opinion (IPO) yang dipublikasikan, Rabu (27/10) hari ini.
Responden mengharapkan nama-nama seperti Dahlan Iskan, Rizal Ramli, dan Susi Pudjiastuti dimasukkan dalam Kabinet Indonesia Bersatu. "Secara signifikan ada nama-nama lama," kata Direktur Eksekutif IPO Dedi Kurnia Syah dalam paparan hasil survei bertajuk "Kinerja Kementerian/Lembaga, Peluang Reshuffle Kabinet dan Potensi Capres 2024" secara virtual, kemarin.
Menurutnya, daftar nama yang mendapat respons publik terkait potensi masuk dalam Kabinet Indonesia Maju, didominasi nama-nama populer dan senior.
Dia memerinci nama-nama yang jadi perhatian responden, meliputi mantan Menteri KKP, Susi Pudjiastuti diharapkan 40,1 responden, mantan Menteri Pariwisata, Arief Yahya 35,7 persen, mantan Menteri BUMN, Dahlan Iskan 32,3 persen, mantan Menteri ESDM, Ignatius Jonan 26,6 persen, dan Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra, Sandiaga Uno 23,9 persen.
Kemudian, ada juga mantan Menteri Koordinator Kemaritiman Rizal Ramli 20,2 persen, Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nasir 18,5 persen, Kepala BNPB Doni Monardo 18,5 persen, Ketua Umum PBNU Said Aqil Siraj 17,6 persen.
Berikutnya, Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono 16,1 persen, mantan Wakil Menteri Agama Nasarudin Umar 14,7 persen, mantan Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan 13,4 persen, mantan Gubernur Nusa Tenggara Barat TGB Zainul Majdi 9,0 persen, Wamen ESDM Archandra Tahar 7,3 persen, mantan Panglima TNI Gatot Nurmantyo 5,1 persen, dan mantan Menakertrans Hanif Dakhiri 1,9 persen.
"Adapun tokoh lain yang mendapat respons di bawah satu persen di antaranya Muhaimin Iskandar, Zulkifli Hasan, Ahmad Hanafi Rais, Yenni Wahid, Fahri Hamzah, dan Grace Natalie," ujar Dedi seperti dikutip dari jpnn.com.
"Ini pertama kalinya Fahri Hamzah di-mention untuk menggantikan menteri. Mungkin karena beliau sudah tidak di DPR," katanya menambahkan.
Survei ini dilakukan pada periode 12-23 Oktober 2020 menggunakan metode purposive sampling dan dilakukan terhadap 170 orang pemuka pendapat (opinion leader) yang berasal dari peneliti Universitas, lembaga penelitian mandiri, dan asosiasi ilmuwan sosial/perguruan tinggi.
Sementara itu, survei terhadap massa pemilih nasional dilakukan dengan metode multistage random sampling terhadap 1.200 responden di seluruh Indonesia, dengan margin of error dalam rentang 2,9 persen dan tingkat kepercayaan 95 persen. (jpnn/zul)