Pengamat politik Rocky Gerung memberikan kritik atas perubahan jumlah halaman Undang-undang Cipta Kerja.
Diketahui, undang-undang tersebut kembali mengalami perubahan jumlah halaman usai diserahkan DPR ke pemerintah.
Dikutip dari Fajar, jumlah halaman draf final yang diserahkan DPR ke pemerintah sebanyak 812, tetapi kini bertambah 375 menjadi 1.187.
Rocky menyebut perubahan itu hanya akan menghambur-hamburkan kertas saja.
Rocky Gerung dalam video yang diunggah lewat kanal YouTube-nya, Jumat (23/10) bersama dengan Hersubeno Arief, bahkan mengatakan jangan-jangan apabila tidak ada kertas lagi, DPR akan menggunakan tisu toilet.
Rocky Gerung menyinggung pemberitaan terkait MUI dan Muhammadiyah yang mengatakan bahwa keduanya baru saja mendapat UU Omnibus Law Cipta Kerja 1.187 halaman. Padahal, kabar terakhir menyebutkan UU tersebut hanya terdiri dari 812 halaman saja.
“Anda sudah terima draft baru 1187 halaman?” tanya Hersubeno Arief ke Rocky Gerung.
Rocky Gerung menjawabnya dengan santai, bahkan nada bicara pun seolah-olah sedang meledek pihak DPR.
“Masih ada satu yang tercecer, mereka masih menyusulkan ke saya karena kertasnya pas habis,” jawabnya.
Lebih lanjut lagi, Rocky Gerung menyebut bahwa perubahan jumlah halaman UU Omnibus Law Cipta Kerja ini malah menguntungkan para penjual kertas.
“Jadi teman saya di pasar pramuka, toko kertas itu bilang DPR bolak-balik situ pesen kertas. Jadi semua kertas habis karena dua jam kemudian bongkar lagi beli kertas baru. Jadi yang diuntungkan toko kertas,” kata Rocky Gerung.
“Lama-lama kalau kertasnya habis nanti UU dicetak di atas kertas toilet,” imbuhnya keras.
Hersubeno Arief kemudian melayangkan tanya kepada Rocky Gerung.
“Belum diundangkan saja sudah merusak lingkungan karena banyaknya pohon ditebang?” tanyanya.
“Ya, itu logikanya,” timpal Rocky Gerung.