Komunikasi yang buruk soal omnibus law UU Cipta Kerja menjadi sorotan
Presiden Joko Widodo. Terutama komunikasi para menteri dan bawahannya.
Presiden disebut sudah menegur para menteri karena hal itu. Seperti diakui Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko.
Teguran dilakukan karena komunikasi yang buruk itu berimbas pada gelombang penolakan terhadap UU Ciptaker. Baik dari kelompok buruh maupun mahasiswa.
Menanggapi itu, cendekiawan muda, Ulil Abshar Abdala menilai komunikasi buruk tidak hanya dilakukan oleh para menteri. Tetapi juga oleh Presiden Joko Widodo.
Dia mencontohkan saat terjadi aksi besar pada 8 Oktober lalu di Jakarta. Kelompok buruh, mahasiswa, dan pelajar beraksi menentang pengesahan UU Cipta Kerja. Mereka menuntut agar Presiden Jokowi segera mencabut UU tersebut.
Namun di satu sisi, Joko Widodo justru tidak ada di Istana. Dia terbang ke Kalimantan Tengah untuk melakukan kunjungan kerja. Salah satunya.
Selain meninjau kawasan lumbung pangan, Presiden Jokowi juga meninjau pengembangan budidaya ikan pakai Keramba, dan Peternakan Bebek di Kecamatan Pandih Batu.
Bagi Ulil, cara Jokowi meninggalkan Istana yang sedang didemo merupakan bentuk komunikasi yang buruk.
“Pak Jokowi, nyuwun sewu, njenengan pergi ke Kalteng dan bertemu bebek di sana pada saat buruh dan mahasiswa protes di ibukota, itu juga komunikasi yang buruk. Teramat buruk malahan, menurut saya,” ujarnya dalam akun Twitter pribadi, Kamis (22/10) dikutip dari RMOL.
Ulil bahkan menanyakan penilaian Jokowi tentang siapa yang lebih berharga sehingga perlu untuk dikunjungi.
“Apakah bebek lebih berharga ketimbang buruh?” tutupnya. (rmol.id/ima)