Presiden Jokowi sejak awal telah membangun politik pecah bela. Dia muncul dengan politik yang membela keakraban sosial. Dengan sinyal pertama soal klaim ‘kami pancasila.’
Hal ini seperti diungkapkan Pengamat Politik Rocky Gerung dalam chanel YouTube-nya, Rocky Gerung Official, Kamis (22/10).
“Dengan sinyal pertama bahwa kami pancasila maka dengan sendirinya akan timbul persepsi bahwa HRS (Habib Rizieq Shihab) itu antipancasila,” beber Rocky menyinggung HRS.
Diakuinya, HRS punya pengikut yang banyak di Indonesia. Hal itu merupakan fakta politik yang tidak bisa dipungkiri.
Eks pengajar di Universitas Indonesia (UI) ini bilang, Rizieq Shihab semakin ditolak untuk kembali ke Indonesia, maka semakin dimuliakan oleh pengikutnya. Dan itu terjadi natural sekali.
“Di dalam psikologi politik, Habib Rizieq itu semakin diumpetin semakin, sebut saja glorifikasi, berlangsung natural sekali. Orang itu dianggap oleh pengikutnya, ditunggu sebagai mesengger of truth,” ucap Rocky Gerung dikutip dari Fajar.
Rocky mengatakan, fenomena HRS ini yang harus disadari oleh pemerintah. Bahwa semakin Imam Besar Front Pembela Islam (FPI) itu disingkirkan, semakin orang menumpuk energi untuk membawanya pulang.
“Jadi penguasa mesti baca itu dalam keadaan Indonesia mengalami turbulensi,” ucap Rocky Gerung.
Dia menilai, seluruh parameter pemerintah yang dipakai dan dipasangkan pada HRS itu, justru berbalik menjadi ukuran para rezim ini.
“Lebih pancasilais mana HRS yang berupaya hasilkan keadilan sosial, dengan Presiden Jokowi yang menghasilkan UU Omnibus Law yang tidak pro pada rakyat,” katanya.
Rocky menilai, pemerintah tidak bisa menghadirkan keharmonisan sosial dan keadilan. Menurutnya pemerintah lebih bijak, jika hadir dan terlibat untuk kepulangan HRS atau menjemputnya.
“Pemerintah sampai sekarang nggak tau dia mau ucapin apa soal HRS,” kata Rocky.
“Bayangkan HRS itu turun di bandara, dijemput oleh Gatot. Dijemput oleh Anies Baswedan kan itu seluruh konstruksi persaingan politik itu berubah. Saya cuma bayangkan itu sebagai kondisionalitas,” sambung Rocky.
“Nah, pemerintah harus menguji itu kalau dia cukup kuat, dia harus mengambil keputusan bahwa HRS harus bahkan dijemput. karena ga ada problem lagi dengan pemerintah Arab Saudi,” pungkas dia. (dal/fin/ima)