150 Akseptor Kabupaten Tegal Mendapatkan Layanan KB Gratis

Rabu 21-10-2020,20:37 WIB

Sedikitnya ada 150 akseptor di wilayah Kecamatan Lebaksiu mendapatkan layanan program KB dan kesehatan reproduksi gratis. Kegiatan ini dilakukan di lima tempat seperti di Puskesmas Lebaksiu, Kalibakung, Bojong, Bumijawa dan Margasari. 

Bupati Tegal Umi Azizah, Rabu (21/10) mengatakan, masyarakat masih memiliki minat tinggi dalam mengikuti layanan program keluarga berencana (KB). Bersama Anggota DPR RI Dapil IX Jawa Tengah Nur Nadlifah dan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) memberikan layanan KB gratis di lima lokasi puskesmas. Layanan program ini berlangsung selama dua hari dan mendapat animo besar dari warga masyarakat. 

"Saya meninjau pelaksanaan di Puskesmas Lebaksiu dan senang dengan alokasi program ini," katanya.

Pembatasan aktivitas sosial, tambah Umi Azizah, selama masa pandemi Covid-19 turut menghambat akses warganya mendapatkan layanan KB. Dampaknya, jumlah akseptor KB bisa berkurang dari target hingga memunculkan banyak kehamilan tidak diinginkan. Tidak terkecuali permasalahan kesehatan reproduksi perempuan yang semestinya bisa ditangani dengan baik.

"Saya menyambut baik dan mengucapkan terima kasih kepada Anggota DPR RI Nur Nadlifah dan BKKBN yang telah mengalokasikan sumber dayanya melayani kebutuhan KB warga Kabupaten Tegal,” tambahnya.

Perencanaan kehamilan, lanjut Umi Azizah, menjadi kunci mewujudkan ketahanan keluarga, termasuk menciptakan kehidupan harmonis. Dengan cukup memiliki dua anak dalam satu keluarga, maka potensi masa depan anaknya akan lebih terjamin. Anak akan mendapatkan asupan gizi dan pangan yang cukup, pendidikan yang memadai serta kasih sayang penuh dari orang tuanya. 

"Hal ini tentunya baik dalam konteks pembangunan sumber daya manusia ke depan, mencetak generasi unggul yang tidak saja cerdas secara intelektualitas tetapi juga memiliki kedalaman spiritual yang baik," tambahnya.

Sementara itu, Anggota DPR RI Nur Nadlifah menambahkan, layanan KB gratis ini adalah wujud kehadiran pemerintah melalui BKKBN di tengah keluarga dan masyarakat. Bahwa menjaga jarak setelah melahirkan menjadi hal penting bagi kesehatan reproduksi perempuan. Menurutnya, jarak kehamilan yang terlalu dekat memperbesar risiko kematian ibu di Indonesia. Idealnya, seorang perempuan bisa kembali hamil setelah empat sampai lima tahun kehamilan pertama. Dengan penjarangan jarak kehamilan berarti memberikan kesempatan kepada bayi untuk mendapatkan air susu ibu eksklusif. 

Asupan ASI ini tentunya akan meningkatkan imun anak di samping menurunkan risiko kematian pada ibu dan anak. 

Pemasangan alat konstrasepsi bisa menjadi alternatif utama untuk mencegah kehamilan yang tidak diinginkan. Kontrasepsi pascapersalinan yang bisa dipilih untuk menjaga jarak kehamilan adalah KB jangka panjang, seperti intrauterine device atau IUD, kemudian spiral dan implan. (guh/ima)

Tags :
Kategori :

Terkait