Tokoh nasional Rizal Ramli ikut angkat bicara terkait penangkapan kelompok aktivis yang bergabung di Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI), seperti Syahganda Nainggolan dan Jumhur Hidayat.
Bahkan, dia sempat menyebut norak untuk tindakan Polri memborgol aktivis.
“Ketika pemerintahan Gus Dur, Menko RR dan Menko SBY, memisahkan Polri dari TNI. Kami membayangkan Polri akan dicintai karena jadi pengayom rakyat. Hari-hari ini kami tidak menyangka Polri jadi multifungsi. Too much , pakai borgol-borgol aktivis segala. Nora aah,” ujarnya.
Menko Perekonomian era Presiden Abdurrahman Wahid itu mengenang sejarah penting kepolisian di era Gus Dur. Di mana saat itu dirinya bersama Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) berhasil memisahkan Polri dan TNI.
Harapannya, kala itu, Polri yang terpisah dari TNI menjadi pengayom rakyat yang dicintai.
Sorotannya tertuju pada saat jumpa pers di Mabes Polri, di mana tangan kedua aktivis itu diborgol oleh aparat. Rizal Ramli menyayangkan aksi yang berlebihan ini. Sebab para aktivis itu bukan seorang teroris ataupun koruptor.
“Kapolri, Mas Idham Azis mungkin maksudnya memborgol Jumhur, Syahganda dkk supaya ada efek jera. Tetapi itu tidak akan efektif dan merusak imej Polri, ternyata hanya jadi alat kekuasaan. It’s to far off-side! Mereka bukan teroris atau koruptor,” tegasnya dikutip dari RMOL, Jumat (15/10).
Diketahui, sejumlah aktivis yang dianggap sebagai biang keonaran aksi di sejumlah kota memang ditangkap karena menyebarkan informasi yang membuat suasana aksi penolakan omnibus law UU Cipta Kerja menjadi ricuh. (rmol.id/ima)