Demo UU Cipta Kerja yang berujung kerusuhan di berbagai daerah pada 8 Oktoner lalu, ikut dikomentari pegiat media sosial (medsos), Denny Siregar.
Melalui akun Twitter pribadinya, Denny Siregar, Selasa (13/10), menegaskan ada dua pihak yang sejatinya sama-sama menderita kerugian. Pihak pertama yang merugi, kata dia, adalah pendana demo.
“Dalam demo seperti ini sebenarnya yang paling rugi adalah bohir. Uangnya kepake, tapi tujuannya gak kecapai,” tulisnya.
Sedangkam pihak kedua yang tak kalah mengalami ketugian adalah para pelaku di lapangan. “Dapat duitnya dikit, tapi hidupnya paling terancam,” sambungnya.
Akan tetapi, Denny menyebut ada satu pihak yang beruntung dari demo dimaksud. “Trus siapa dong yang untung ?? Yang untung yang dapet DP rumah 500juta hahaha,” katanya tanpa menyebut pihak dimaksud.
Dalam cuitan sebelumnya, Denny juga mengomentari penangkapan terhadap sejumlah petinggi Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI). Ia pun mempertanyakan kapan giliran dedengkot KAMI digelandang polisi.
“8 anggota KAMI ditangkap berkaitan dengan UU cipta kerja. Kepalanya kapan??” cuitnya.
Tak cukup, Denny juga mempertanyakan sosok Gatot Nurmantyo yang merupakan salah satu Presidium dan inisiator KAMI. “Pak Gatot kemana ya? Kok gak kedengaran suaranya?” sambungnya.
Denny lantas melontarkan sindiran terkait pernyataan Mabes Polri yang menyebut salah satu bukti penangkapan pegiat KAMI adalah proposal. Dalam cuitan itu, Denny menautkan sebuah pemberitaan bahwa massa aksi demo melakukan aksi pembakaran.
“Harus ada bakar-bakarnya, karena itu bagian dari proposal supaya cair bayaran,” sindirnya.
Untuk diketahui, polisi sebelumnya menangkap delapan pegiat dan petinggi KAMI. Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Awi Setiyono menyatakan, empat orang ditangkap di Medan dan empat lainnya di DKI Jakarta. (pojoksatu/zul)