Jumlah kematian akibat virus corona (Covid-19) di dunia menembus lebih 1 juta kasus. Hingga, Senin (28/9) kemarin, corona telah merenggut 1.002.399 nyawa.
Berdasarkan penghitungan Wolrdometer, Amerika Serikat memiliki jumlah kematian tertinggi dengan lebih dari 200 ribu diikuti oleh Brasil, India, Meksiko, dan Inggris.
Semetara itu, Amerika Latin dan Karibia menjadi kawasan terparah dilanda pandemi Covid-19 dengan 341.032 kasus kematian dari total 9.190.683 orang yang terinfeksi.
Eropa, yang sempat terpukul pada gelombang pertama pandemi Covid-19, kini menghadapi lonjakan lagi. Kota-kota besar seperti Paris, London, dan Madrid kembali memberlakukan pembatasan aktivitas warga untuk mencegah penyebaran lebih luas.
Pada pertengahan September terjadi rekor lonjakan kasus di sebagian besar wilayah. Organisasi Kesehatan Dunia (wHO) juga telah memperingatkan bahwa kasus kematian akibat Covid-19 bisa dua kali lipat atau menjadi 2 juta orang, jika tak ada tindakan kolektif secara global.
"Satu juta merupakan angka mengerikan dan kita perlu merenungkannya sebelum mulai mempertimbangkan 1 juta berikutnya," kata direktur kedaruratan WHO, Michael Ryan, pekan lalu.
"Apakah kita siap secara kolektif untuk melakukan apa yang diperlukan untuk menghindari angka itu?" ujarnya, menegaskan.
Seperti dikutip dari AFP, seorang pengemudi truk Italia, Carlo Chiodi (50) menyatakan, korban meninggal akibat Covid-19 tersebut termasuk kedua orang tuanya, yang kematian keduanya hanya berselang dalam beberapa hari.
"Yang sulit saya terima adalah saya melihat ayah saya berjalan keluar rumah, masuk ke ambulans, dan yang bisa saya katakan kepadanya hanyalah 'selamat tinggal'," kata Chiodi, 50 tahun.
"Saya menyesal tidak mengatakan 'I love you' dan saya menyesal tidak memeluknya. Itu masih menyakitkan saya," sambungnya.
Pandemi corona telah merusak ekonomi dunia, mengobarkan ketegangan geopolitik, dan mempersulit kehidupan manusia mulai dari daerah kumuh India hingga kota terbesar di Amerika, New York.
Olahraga, hiburan secara langsung, dan perjalanan internasional pun ikut terhenti karena penggemar, penonton, dan penumpang transportasi terpaksa mendekam di rumah berbulan-bulan untuk menghindari penyebaran virus.
Saat ini para ilmuwan tengah berupaya menemukan vaksin corona. Di sisi lain pemerintah di berbagai negara tengah dalam dilema-antara memilih kesehatan atau ekonomi yang kian terpuruk karena pandemi.
Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus menegaskan, bahwa wabah virus corona terjadi secara alami, bukan rekayasa.
"Virus ini (corona baru) terjadi secara alami," kata Tedros, dalam konferensi pers dari Jenewa, Swiss, belum lama ini, seperti dikutip dari Xinhua.