Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan diyakini bisa menurunkan kasus COVID-19 dalam dua pekan mendatang. Dengan catatan, Anies diberikan kewenangan penuh untuk mengambil kebijakan dan tidak dikeroyok para pembantu Presiden Joko Widodo.
Penegasan itu diungkapkan Pengamat dan Filsuf Rocky Gerung. "Saya yakin Anies Baswedan bisa turunkan COVID-19 dalam dua pekan, kalau proposal kebijakan yang disodorkannya kemarin (kembali ke PSBB awal) disetujui presiden," kata Rocky dalam kanal YouTube miliknya.
Dia menambahkan, Anies juga bisa menahan laju resesi dalam dua pekan sesuai target Jokowi kepada para pembantunya. Sebab, Anies punya skala prioritas yaitu mengendalikan laju COVID-19 dan efeknya nanti berimbas pada ekonomi.
Strategi Anies ini, lanjutnya, berbeda dengan Jokowi karena menerima informasi dari pembantunya bahwa ekonomi masih bertumbuh.
Padahal faktanya resesi sudah di depan mata. Akhirnya kebijakan Jokowi tidak fokus, sering berubah-ubah, dan tidak tahu mana yang harus didahulukan.
"Di awal kita menangkap sinyalemen bahwa presiden mengerti karena itu dia ingin ekonomi ditunda. Sekarang tiba-tiba presiden tidak mau terjadi resesi. Loh, konsekuensi menunda ekonomi adalah resesi. Itu adalah pil pahit tetapi mesti kita telan. Masalahnya presiden tidak mau dan itu persoalannya," bebernya.
Dia membeberkan, ketika Anies ingin memberlakukan PSBB kembali ke awal karena mematuhi anjuran presiden yang meminta utamakan kesehatan masyarakat.
Namun, tiba-tiba Anies dikeroyok para menteri karena kebijakan tersebut dinilai memengaruhi ekonomi. Kemudian, kata Rocky, presiden memberikan mandat kepada Menko Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan untuk mengawasi 9 daerah dalam penanganan COVID-19.
Presiden juga minta dalam dua pekan laju resesi ditekan dan angka kasus COVID-19 harus turun. "Kebijakan presiden ini bikin publik ngeri karena presiden memberi sinyal palsu. Kalau ingin berempati rakyat, ya dia harus masuk dalam psikologi rakyat, kembangkan solidaritas bersama," ucapnya.
"Okelah resesi mau dihentikan, ekonomi mau ditumbuhkan tetapi dengan cara apa? UMKM? Sumber ekonomi kan konsumsi. Kalau perusahaan besar berhenti, karena supply chain global berhenti mau gimana?" sambung Rocky. (jpnn/zul)