Dewan Perawat Internasional atau International Council of Nurses (ICN) merilis sudah 1.000 perawat yang gugur karena terpapar Covid-19. Karenanya, ICN mengatakan kematian para perawat-perawat itu merupakan bencana.
ICN menyebut angka kematian perawat di seluruh dunia karena Covid-19 kemungkinan lebih besar daripada yang dilaporkan. ICN mengecam pemerintah karena tidak berbuat cukup banyak untuk melindungi petugas kesehatan garis depan selama pandemi virus Corona.
Federasi yang berbasis di Jenewa menyatukan lebih dari 130 asosiasi perawat nasional (NNA), mewakili lebih dari 20 juta perawat di seluruh dunia.
Sebuah survei ICN menemukan bahwa di negara-negara di mana data terpisah untuk perawat tersedia, lebih dari 1.000 orang meninggal karena penyakit pernapasan.
“Pada 14 Agustus, jumlah kumulatif kematian akibat Covid-19 yang dilaporkan pada perawat di 44 negara adalah 1.097,” kata ICN dalam sebuah laporan.
“Karena kumpulan data kami hanya mencakup 44 negara dengan kematian perawat yang tercatat, ICN yakin jumlah tersebut secara signifikan meremehkan situasi,” lanjutnya.
Laporan ICN mengatakan masih belum ada catatan sistematis global tentang jumlah perawat dan tenaga kesehatan lainnya yang tertular atau meninggal akibat penyakit tersebut.
Sebelumnya, Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) mencatat 77 perawat meninggal dunia akibat terinfeksi Covid-19.
Ketua Umum PPNI Harif Fadillah prihatin dengan banyaknya tenaga medis yang meninggal akibat Covid-19. Dia berharap tidak ada lagi kasus tenaga medis yang meninggal karena virus Corona.
“Kami prihatin dan khawatir terkait angka (kematian) ini cukup drastis,” kata Harif saat On Air di Radio PRFM 107.5 News Channel, Kamis 3 September 2020 lalu.
Dia mengatakan, angka kematian dokter maupun perawat yang cukup tinggi akibat Covid-19 harus menjadi peringatan bahwa kondisi pandemi belum tertanggulangi.
Jika angka dokter maupun perawat yang terinfeksi Corona terus bertambah, dia khawatir pelayanan perawatan Covid-19 di Indonesia menjadi tidak maksimal.
“Kalau terus meningkat, makin banyak perawat terinfeksi, maka saya khawatir banyak perawat yang tidak bisa bekerja dan melayani karena harus isolasi, sehingga diganti dengan perawat lain atau bahkan ada perawat yang overtime shift (lembur), dan menyebabkan kelelahan yang luar biasa,” katanya.(pojoksatu/zul)