Tenaga kesehatan berguguran dalam perjuangan melawan COVID-19. Ketua Umum Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI), Harif Fadhillah mengungkapkan per tanggal 11 September, sudah 78 perawat meninggal dunia Corona.
Selain 78 perawat yang gugur, tercatat 115 dokter juga wafat akibat terinfeksi penyakit ini. "Sudah 78 perawat yang meninggal dunia. Per tanggal 11 September 2020 ," kata Harif di Jakarta, Selasa (15/9) kemarin.
Dia menyebut satu orang perawat bisa melayani puluhan pasien positif Corona. Karena itu, menjadi sebuah kerugian bagi negara bila ada satu saja perawat yang gugur.
Dia menyoroti upaya pemerintah dalam meningkatkan keselamatan tenaga kesehatan. Sebab, masih banyak hambatan yang dihadapi para tenaga kesehatan. Khususnya perawat.
"Harus ada upaya mulai dari penyediaan fasilitas sarana yang memadai," imbuhnya.
Harif menyebut pasokan APD yang terbatas juga masih dikeluhkan sejumlah rumah sakit swasta dan puskesmas. Selain itu, perlu adanya peningkatan pemeriksaan atau tes PCR bagi tenaga kesehatan. Karena selam ini, belum sepenuhnya berjalan.
Terkait hal itu, Menteri Kesehatan (Menkes) Terawan Agus Putranto menyampaikan bela sungkawa. Terawan mengucapkan menyampaikan terima kasih sekaligus duka cita mendalam kepada para perawat yang telah gugur dalam perang melawan COVID-19.
"Saya mewakili pemerintah menyampaikan terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada para perawat yang telah bekerja keras dan berdedikasi tinggi dalam penanganan wabah COVID-19. Rasa duka cita mendalam juga saya sampaikan atas gugurnya 78 perawat dalam perjuangannya memberikan pelayanan kepada pasien untuk melawan COVID-19 ini. Paling banyak dari Jawa Timur. Semoga jasa-jasa para pahlawan kesehatan ini diterima di sisi Tuhan Yang Maha Esa," kata Terawan dalam acara Doa Perawat untuk Negeri secara virtual di Jakarta, Selasa (15/9).
Menurutnya, sampai hari ini ada 2.310 perawat dari 16.286 tenaga medis yang ditempatkan oleh Kemenkes untuk membantu menangani COVID-19. Dari jumlah tersebut, 78 perawat diantaranya gugur dalam memberikan pelayanan kepada pasien COVID-19.
"Sampai saat ini masih banyak tenaga kesehatan yang sakit atau meninggal akibat terpapar COVID-19. Ini menunjukkan bahwa lingkungan kerja para tenaga medis sangat berisiko terhadap paparan penyakit yang disebabkan oleh virus SARS-CoV- 2 ini," jelas Terawan.
Dia mengimbau kepada seluruh tenaga medis dan masyarakat untuk terus disiplin menerapkan protokol kesehatan secara ketat. Dia memastikan negara akan memberikan santunan kepada seluruh tenaga kesehatan yang telah gugur. Santunan diberikan kepada keluarga perawat dan tenaga kesehatan yang gugur.
Hal senada disampaikan Ketua Satgas COVID-19 Doni Monardo. Dia mengingatkan perjuangan menghadapi Corona masih panjang. Sehingga warga diminta disiplin menjalankan protokol kesehatan.
"Kami atas nama keluarga besar gugus tugas yang sekarang sudah menjadi Satgas turut berdukacita yang sedalam-dalamnya atas wafatnya para perawat, pahlawan kemanusiaan yang telah gugur dalam pengabdian menghadapi COVID-19," tegas Doni.
Mantan Danjen Kopassus ini juga mengucapkan terima kasih kepada Ketum PPNI, Harif Fadhillah, yang telah menyelenggarakan acara doa bersama. Dia berharap acara tersebut sebagai pengingat perjuangan melawan COVID-19.
Doni mengatakan tidak ada yang mengetahui kapan pandemi Corona akan berakhir. Pemerintah, lanjutnya, akan terus berusaha mendapatkan vaksin dan obat Corona.