Dapat diketahui, penambangan artisanal di bagian timur Kongo dan wilayah Kasai seringkali tidak aman. Para perempuan dan anak-anak juga bekerja di tambang untuk memenuhi kebutuhan hidup.
Kejadian serupa juga terjadi awal tahun ini di Maniema dan di Katanga, menewaskan sedikitnya 18 orang.
"Tertimbun, tanah longsor, dan sesak napas merupakan risiko yang sering dihadapi para penambang batu berharga, yang sering kali tak mengenakan alat pelindung diri selain sepatu boot," kata Sara Geenen, seorang asisten profesor di Universitas Antwerp di Belgia. (der/zul/fin)