Deklarasi Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) Jawa Barat (Jabar) akhirnya dilakukan dengan penyampaian pendapat di Babak Jeruk, Pasteur dan aksi di depan Gedung Sate.
Dalam deklarasi itu, dibacakan enam maklumat oleh Presidium KAMI Jabar Radhar Tribaskoro.
Selain itu, mereka juga menuntut agar tanggal 18 Agustus 1945 ditetapkan sebagai Hari Lahir Pancasila.
Menanggapi hal ini, Politisi PDIP Rahmad Handoyo mempertanyakan tuntutan aktivis KAMI Jabar tersebut.
Mereka menuntut pemerintah agar mengubah Hari Lahir Pancasila dari tanggal 1 Juni menjadi 18 Agustus.
“Usulan Hari Lahir Pancasila menjadi tanggal 18 Agustus, saya justru bertanya ada apa? Kenapa?” tutur Rahmad dikutip dari RMOL, Selasa (7/9).
Anggota Komisi IX DPR RI ini menyatakan pandangannya.
“Sama-sama sudah diputuskan hari konstitusi tanggal 18 Agustus, hari konstitusi menjadi hari yang sakral yang telah ditetapkan oleh presiden pada 2008 yang lalu,” ujarnya.
"Kemudian juga hari lahirnya Pancasila itu juga dalam rangka negara menghormati sebuah jasa-jasa besar dari founding father bangsa,” sambung Rahmad.
Rahmad mengatakan, pemerintah dalam hal ini presiden telah mengambil suatu keputusan untuk menetapkan hari lahir Pancasila dan hari konstitusi sehingga tidak perlu ada lagi keraguan.
Dia justru bertanya kenapa baru sekarang KAMI melakukan protes dan meminta mengganti Hari Lahir Pancasila.
Tidak pada saat pemerintah melakukan penyusunan maupun penetapan Hari
Lahir Pancasila.
“Jadi, suatu hal yang sudah diputuskan kemudian tidak substansi tidak mengerti sejarah, seolah-olah tidak mengerti sejarah, seolah-olah meluruskan sejarah, menjadi pertanyaan besar,”
Karena itu, ia pun mempertanyakan tuntutan aktivis KAMI Jabar itu.
“Ada apa sebenarnya? Motifnya apa itu? Keinginan untuk mengubah itu motivasinya apa?” tanya anak buah Megawati Soekarnoputri ini.