Yang dimaksud vaksin Covid-19 hanya bisa untuk 2 tahun itu adalah bagi orang yang penurunannya cepat.
Sedang bagi yang baik, bisa lebih dari dua tahun. Bisa empat tahun. Atau berapa tahun saja.
Ada baiknya setelah dua tahun angka titer anti-Covid itu dicek ke laboratorium. Untuk mengetahui apakah angka titer anti-Covid-19 kita masih di atas minimal.
Kalau ternyata masih di atas minimal tidak perlu vaksinasi lagi. Sedang kalau sudah di bawah minimal perlu diboaster dengan vaksinasi.
Dr Robert Arjuna adalah ahli gula darah, tapi gelar doktornya mengenai kedokteran biomedik. Atau biomolekuler tapi setingkat lebih tinggi karena membahas tentang sel.
Sedang S-2 Robert ditempuh di Melbourne, Australia. Yakni untuk F2 isoprostan sebagai marker utama dari pencetus endapan plag di dinding pembuluh darah.
Anak nelayan dari kota kecil Bagan Siapi-api yang lulus dokter dari Universitas Sumatera Utara (USU) ini meraih gelar doktornya di Unair Surabaya.
Waktu muda ia terpilih sebagai juara dunia Young Investigator Awards di Taiwan 2003. Robert mengalahkan peserta dari 52 negara di Congress of Atherosclerosis dunia.
Apakah berarti setelah dua tahun harus vaksin Covid-19 lagi?
Belum tentu.
Pertama, lihat dulu apakah angka titernya masih cukup tinggi, masih di atas minimal.
Kedua, lihat dulu apakah ancaman Covid-19 masih ada.
Kalau angka titernya sudah di bawah minimal (tidak protektif lagi) dan ancaman Covid-19 masih ada, tentu harus vaksin lagi.
Tapi kalau pun angka titernya sudah di bawah minimal namun ancaman Covid-19 sudah tidak ada, untuk apa vaksinasi lagi. Bahkan tidak perlu dicek ke laboratorium.
Logikanya, setelah semua orang menjalani vaksinasi, Covid pun hilang dari muka bumi. Kan yang pernah sakit sudah sembuh. Atau sudah meninggal. Mestinya tidak ada lagi virus Covid-19 yang tersisa di manusia.
Berarti ancaman virus Covid-19 sudah tidak ada.