Eksekutor Bos Pelayaran Sempat Salat Istikharah Sebelum Tembak Mati Korbannya

Rabu 26-08-2020,09:20 WIB

Dicky Mahfud, eksekutor kasus penembakan bos pelayaran Sugianto di Gading Square, Pegangsaan Dua, Kelapa Gading, Jakarta Utara, Kamis (13/8) merupakan seorang yang religius. Sebelum melancarkan aksi pembunuhan dia salat Istikharah dan juga menanyakan halal tidaknya uang bayaran yang diterima.

Sosok Dicky (DM) alias Mahfud (M) yang religius terungkap saat rekonstruksi kasus penembakan yang digelar di Polda Metro Jaya, Selasa (25/8). Rekonstruksi dipimpin Wadir Krimum Polda Metro Jaya AKBP Jean Calvijn Simanjuntak, Kasubdit Resmob Ditreskrimum Polda Metro Jaya Kompol Handik Zusen, Kanit IV Subdit Resmob Ditreskrimum Polda Metro Jaya AKP Noor Marghantara dan Kanit I Subdit Resmob Ditreskrimum Polda Metro Jaya AKP Herman Edco Simbolon.

Dalam rekonstruksi, tersangka Rosidi (R) menghubungi DM pada 10 Agustus 2020. Melalui sambungan telepon, DM ditawarkan untuk menjadi eksekutor pembunuhan.

Awalnya DM menolak ajakan para tersangka lain untuk membunuh Sugianto. DM beralasan dia sudah bertaubat.

"Pak Mahfud mau nggak bunuh orang?" kata penyidik menirukan R dalam rekonstruksi.

"Mohon maaf saya sudah bertaubat," ujar DM.

Saat dihubungi, DM masih berada di Bangka Belitung. Namun akhirnya dia tergiur dan menjadi eksekutor Sugianto. Sebab, R kembali meyakinkan DM dengan menyebut pembunuhan itu diminta oleh Ruhiman (MM) suami sirih Nur Luthfiah (NL). Bahkan RS menyebut bahwa sosok MM merupakan sosok penerus perjuangan ayah NL yaitu ustadz NG adalah sosok yang disegani oleh para tersangka di Lampung. Para tersangka adalah murid-murid almarhum NG.

"Saya istikarah dulu Pak," jawab Mahfud.

"Oke silakan istikarah, tapi saya pun akan konfrontasi ke Kakang (MM)," ujar R.

R kembali membujuk DM pada 11 Agustus. Di mana R kembali menghubungi Mahfud dengan memberi langsung sambungan telepon itu ke MM.

"Pak Mahfud kemarin gimana Pak Rosidi (RS) udah ada cerita-cerita belum?" tanya MM.

"Sudah," jawab DM.

"Kalau sudah siap besok berangkat?” jawab MM.

"Saya Istikarah dulu," ujar DM.

Akhirnya DM menyetujui tawaran tersebut. Dia pun terbang dari Bangka Belitung ke Jakarta pada 12 Agustus. Setiba di Bandara Soekarno Hatta dia dijembut para tersangka lainnya.

Tags :
Kategori :

Terkait