Upacara Virtual HUT RI ke-75 Catatkan Rekor Pertama dan Terbanyak di Dunia

Selasa 18-08-2020,10:20 WIB

Upacara Hari Ulang Tahun ke-75 Kemerdekaan RI yang diselenggarakan secara online mencatatkan rekor. Ini adalah sebagai upacara pertama dengan peserta terbanyak di dunia.

"Ini bukan sekadar rekor di Indonesia. Tetapi rekor dunia. Karena belum pernah ada penyelenggaraan Hari Ulang Tahun (HUT) kemerdekaan di negara manapun diselenggarakan secara daring. Dengan ini secara resmi, Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI) menganugerahkan piagam penghargaan kepada Sekretariat Presiden Kementerian Sekretariat Negara RI," kata pendiri Museum MURI Jaya Suprana di Jakarta, Senin (17/8).

Piagam rekor dunia tersebut diserahkan oleh perwakilan MURI kepada Kepala Sekretariat Presiden, Heru Budi Hartono di kantor Kementeriat Sekretariat Negara.

Piagam tersebut bertuliskan "Piagam penghargaan Museum Rekor Dunia Indonesia dianugerahkan dengan bangga dan hormat kepada Sekretariat Presiden Kementerian Sekretariat Negara Republik Indonesia atas penyelenggaraan rekor sebagai pemrakarsa dan penyelenggara upacara peringatan HUT kemerdekaan secara daring dengan peserta terbanyak di dunia".

"Ini rekor istimewa. Karena belum pernah terjadi di Indonesia upacara peringatan HUT kemerdekaan dilakukan secara daring oleh peserta terbanyak sekaligus pertama dalam sejarah," papar Jaya.

Atas penghargaan itu, Heru mengatakan untuk penyelenggaraan upacara daring tersebut, pihaknya dibantu oleh sekitar 60-70 orang. "Saya mewakili jajaran Sekretariat Presiden mengucapkan terima kasih. Di sini ada 60-70 putra putri yang kami pilih untuk menjadi host' maupun MC yang memandu acara upacara secara daring," terang Heru.

Upacara peringatan dalam rangka Hari Ulang Tahun ke-75 Kemerdekaan RI kali ini mengusung tema "Indonesia Maju" yang merepresentasikan Pancasila sebagai pedoman hidup berbangsa dan bernegara yang memperkokoh kedaulatan, persatuan, dan kesatuan Indonesia dalam mengisi kemerdekaan.

Sekretariat Presiden membagikan 17.845 kuota undangan bagi masyarakat untuk mengikuti upacara tersebut secara daring. Yakni dengan mendaftar lebih dulu melalui alamat https://pandangistana.setneg.go.id mulai Senin, 10 Agustus 2020.

Permohonan yang telah diterima dan diverifikasi akan memperoleh pesan melalui WhatsApp dan email yang berisi ketentuan mengikuti jalannya upacara. Setiap pendaftar hanya akan memperoleh satu tautan undangan konferensi video. Para pendaftar yang mengikuti jalannya upacara secara daring akan memperoleh sertifikat elektronik yang dikirimkan melalui email usai mengikuti upacara tersebut.

Upacara yang digelar di Istana Merdeka tersebut menjalankan protokol kesehatan di tengah pandemi COVID-19. Hanya ada 20 orang peserta upacara dan 14 orang yang berdiri di mimbar kehormatan. Total peserta upacara seluruhnya sekitar 67 orang.

Presiden Joko Widodo memimpin upacara dengan mengenakan busana adat dari Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS), Nusa Tenggara Timur (NTT). Yaitu kain tenun Berantai Kaif Nunkolo. Sementara Ibu Negara tampak mengenakan busana nasional.

Ketua MPR RI Bambang Soesatyo membacakan naskah proklamasi. Sedangkan Menteri Agama Fachrul Razi memandu pembacaan doa. Pengibaran bendera Merah Putih dilakukan hanya oleh tiga anggota Paskibraka. Persembahan lagu "Hari Merdeka" dan "Syukur" oleh Gita Bahana Nusantara yang ditayangkan secara virtual.

Seluruhnya mengenakan masker dan mengikuti protokol kesehatan untuk mencegah penyebaran COVID-19. Sementara mantan Presiden dan Wakil Presiden RI mengikuti jalannya upacara secara virtual dari kediaman masing-masing.

Presiden RI ke-6, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), meyakini badai yang sedang melanda Indonesia karena pandemi COVID -19 dan krisis ekonomi akan berlalu. “Dewasa ini negara kita sedang hadapi ujian sejarah, kita hadapi krisis kembar, pertama krisis pandemi corona, kedua krisis ekonomi. Oleh karena itu kita harus tetap bersatu,” kata SBY dalam tayangan video yang diunggah Sekretariat Presiden untuk memperingati HUT ke-75 RI di Jakarta, Senin (17/8).

SBY mengatakan saat ini yang terpenting adalah persatuan dan kesatuan bangsa. Pemerintah, lanjut SBY, harus memimpin membimbing, dan menolong rakyat, serta rakyat mendukung penuh pemerintah dan menjalankan seluruh kewajibannya. “Dengan pertolongan Tuhan, dengan kerja keras kita, Insya Allah, masa masa yang berat ini akan kita lalui,” jelasnya.

Tags :
Kategori :

Terkait