Presiden Jokowi Ajak Bajak Momentum Krisis

Sabtu 15-08-2020,07:00 WIB

Pandemi COVID-19, masih menjadi tema utama dalam Sidang Tahunan MPR-RI dan Sidang Bersama DPR-RI dan DPD-RI Tahun 2020, di Gedung MPR/DPR, Jakarta, kemarin (14/8). Presiden Joko Widodo misalnya.

Dia beberapa kali mengucapkan kata bajak momentum krisis. Pengamat menilai banyak makna tersirat dalam pidato Jokowi. Pakar Komunikasi Politik Universitas Pelita Harapan (UPH) Emrus Sihombing menilai, ada ungkapan tersirat dalam pernyataan membajak momentum krisis.

Ungkapan tersebut bisa dimaknai ajakan mengendalikan pandemi yang menyebabkan dunia mengalami krisis.

"Di situ ada makna tersirat, holistik konotatif. Karena pesan komunikasi biasanya yang harus dilihat adalah makna tersirat, bukan tersurat. Membajak krisis secara tersirat yaitu mari kendalikan dan ambil kesempatan peluang di tengah krisis," kata Emrus Sihombing kepada FIN di Jakarta, Jumat (14/8).

Selain itu, dalam penekanan kata-kata tersebut juga bisa dimaknai bagaimana Indonesia bisa menjadi pemenang dalam krisis. Intinya, lanjut Emrus, Indonesia jangan sampai menyerah menghadapi krisis yang sedang terjadi.

"Bisa juga dimaknai krisis membuat Indonesia bisa lebih maju di masa krisis. Termasuk kata-kata restart perilaku. Kita tidak boleh kalah, terlena ataupun patah semangat. Termasuk Indonesia harus bisa mengendalikan krisis dan berjalan di tengah krisis. Selain itu, harus mampu menangkap peluang dan menjadi pemenang serta mengubah perilaku," ungkapnya.

Ia melanjutkan, dalam pidato kenegaraan kali ini, Jokowi banyak menggunakan kata-kata tersirat. Diantaranya seperti restart, rebooting, lompatan besar kemajuan, dan lain-lain.

Diketahui, Presiden Joko Widodo dalam Sidang Tahunan MPR-RI dan Sidang Bersama DPR-RI dan DPD-RI Tahun 2020, Jumat (14/8), sering mengucapkan kalimat tersebut.

Jokowi menyampaikan, saat ini merupakan momentum membenahi diri secara fundamental, melakukan transformasi besar, menjalankan strategi besar di bidang ekonomi, hukum, pemerintahan, sosial, kebudayaan. Termasuk kesehatan dan pendidikan. Pada saat itu Jokowi menyerukan untuk membajak momentum krisis.

"Saatnya kita bajak momentum krisis untuk melakukan lompatan-lompatan besar. Pada usia ke-75 tahun ini, kita telah menjadi negara Upper Middle Income Country. Pada 25 tahun lagi, pada usia seabad Republik Indonesia, kita harus mencapai kemajuan yang besar, menjadikan Indonesia Negara Maju," tegas Jokowi.

Selanjutnya pada pertengahan pidatonya, Jokowi kembali menekankan kalimat membajak momentum krisis. Sekaligus mengingatkan agar semua pihak tidak membiarkan krisis yang terjadi membuahkan kemunduran.

"Jangan sia-siakan pelajaran yang diberikan oleh krisis. Jangan biarkan krisis membuahkan kemunduran. Justru momentum krisis ini harus kita bajak untuk melakukan lompatan kemajuan," papar Jokowi.

Mantan Gubernur DKI Jakarta itu juga kembali menyebut kalimat membajak momentum krisis dalam pidatonya. Ini saat Jokowi mengapresiasi dukungan dan kerja cepat yang diberikan pimpinan dan anggota lembaga-lembaga negara yang melakukan langkah-langkah luar biasa dalam menangani krisis.

"Kita beruntung dan berterima kasih atas dukungan dan kerja cepat dari pimpinan dan anggota lembaga-lembaga negara yang melakukan langkah-langkah extraordinary dalam mendukung penanganan krisis dan membajak momentum krisis untuk menjalankan strategi-strategi besar bangsa," ucapnya.

Terakhir, Jokowi menyematkan kalimat tersebut saat mengajak semua elemen bangsa melakukan lompatan besar untuk kemajuan bangsa. "Krisis memberikan momentum bagi kita mengejar ketertinggalan, untuk melakukan transformasi besar, dengan melaksanakan strategi besar. Mari kita pecahkan masalah fundamental yang dihadapi. Kita lakukan lompatan besar untuk kemajuan yang signifikan. Kita harus bajak momentum krisis ini. Kita harus serentak dan serempak memanfaatkan momentum ini," terang Jokowi dalam pidatonya.

Tags :
Kategori :

Terkait