Wakapolri Ancam Akan Penjarakan Langsung Penyebar Hoaks Covid-19

Kamis 13-08-2020,11:40 WIB

"Soal kepercayaan belum terkelola baik, banyak isu-isu yang pro-kontra, banyak informasi simpang siur dan membuat publik akhirnya kurang percaya ke informasi di pemerintah," katanya.

Dijelaskannya, kepercayaan masyarakat terhadap hoaks terkait sisi psikologis masyarakat dalam menanggapi COVID-19. Yang mana, masyarakat memang sangat membutuhkan informasi yang cerdas dengan bahasa yang mudah dicerna.

"Dan semua informasi hoaks itulah yang menjawab daripada kebutuhan masyarakat saat ini," ujar Fahmi.

Wakil Ketua Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI), Slamet Budiarto merasa, pemerintah dalam menangani COVID-19 menanggalkan kaca mata preventif dan promotif. Ia berpendapat, informasi hoaks yang berasal dari masyarakat jauh lebih banyak dari yang dihasilkan pemerintah.

Namun, Slamet melihat, dampaknya akan jauh lebih terasa kuat hoaks yang berasal dari pemerintah dibandingkan yang berasal dari masyarakat. Pasalnya, pemerintah memiliki kewenangan yang besar untuk didengar masyarakat.

"Ini tergantung kepada leadership pemerintah untuk mengelola informasi yang akurat, jangan sampai pemerintah membuat hoaks, jangan sampai pakar membuat hoaks, jangan sampai herbalis membuat hoaks," ungkapnya. (gw/zul/fin)

Tags :
Kategori :

Terkait