"Sampai akhirnya kami bisa membeli bahan baku satu gulungan karet. Kami bahagia sekali," ujar Suhadi.
Lama-lama rumah Jalan Jagalan itu khusus untuk pabrik. Untuk tempat tinggal pindah ke Jalan Arjuno. Sampai meninggalnya almarhum tinggal di Jalan Arjuno ini. Rumah Jagalan pun tidak cukup lagi untuk pabrik. Mereka membeli lokasi agak di pinggir kota (waktu itu). Lalu membeli lahan baru. Dan lahan baru lagi. Hingga akhirnya menjadi delapan lokasi.
Itulah perusahaan besar warisan Mama yang menguasai teknik. Tapi dikembangkan ikut jiwa Papa yang menguasai seni. (*)