Peristiwa pembakaran foto Ketua Front Pembela Islam (FPI) Habib Rizieq Shihab masih menimbulkan pro kontra. Meski begitu, banyak pula kalangan yang mengecam keras aksi itu, karena dilakukan kepada ulama.
Pakar filsafat Rocky Gerung menganggap pembakaran foto tersebut sebagai operasi intelejen dungu, karena tidak dipersiapkan secara matang. Demikian disampaikan oleh Rocky saat wawancara dengan Realita TV kemudian dibagikan lewat akun Facebook pribadinya, Jakarta, Jumat (31/7).
“Aksi pembakaran poster Habib Rizieq adalah sebuah setingan intelejen yang gagal dan tidak kontelstual dengan kondisi riil yang terjadi saat ini,” ungkapnya,
Dalam wawancara itu, Rocky juga menyebutkan salah satu kedunguan yang sangat nampak adalah terjadinya penyerangan terhadap Kantor PDIP di Bogor.
Menurutnya, secara tidak langsung hal tersebut membuat sebuah indikasi kalau Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri, jadi tertuduh ke dalam rencana aksi tersebut.
“Jadi begitulah akhirnya, akhirnya yang kena getahnya Ibu Mega akhirnya tuh. Kena dituduh, dianggap ikut terlibat sehingga vilanya harus diamankan polisi, kan bodohnya begitu kan,” ujarnya.
“Intel yang bodoh itu enggak melihat result dari peristiwa itu apa dan Saya angap begitu. Karena out of the blue tiba-tiba ada demo tentang khilafah yang ngapain ini. Padahal fokus orang itu bukan pada Habib Rizieq,” sambungnya.
Menurut mantan Dosen Universitas Indonesia ini, insiden pembakaran poster Habib Rizieq Shihab sebagai bentuk pengalihan isu. “Yaitu isu pencalonan putra sulung Presiden Jokowi Gibran Rakabuming sebagai Calon Walikota Solo pada Pilkada 2020,” tukasnya.
(muf/pojoksatu/zul)