Saat ini, sejumlah lembaga survei memajang sosok Prabowo Subianto dan Puan Maharani sebagai kandidat kuat calon presiden (capres) di pemilihan presiden (pilpres) mendatang.
Hal ini menyusul hubungan PDIP dan Partai Gerindra yang semakin menunjukkan kemesraan pasca-Pilpres 2019 lalu.
Salah satu sinyal kuatnya adalah koalisi PDIP-Gerindra yang banyak terjadi di sejumlah daerah dalam Pilkada Serentak 2020 ini.
Banyak pihak menilai, koalisi PDIP-Gerindra ini bahkan bisa berlanjut sampai dengan Pilpres 2024 mendatang.
Tak sedikit pihak kemudian memprediksi bahwa Prabowo dan Puan bakal dipasangkan sebagai capres-cawapres.
Kendati demikian, banyak pula pihak yang tak begitu yakin jika Prabowo-Puan dipasangkan, bakal memenangkan Pilpres 2024.
Salah satunya Pengamat Politik Ubedilah Badrun, seperti dikutip dari PojokSatu.id, di Jakarta, Selasa (28/7).
Ubedilah berpendapat, salah satu penyebabnya adalah kesamaan ideologi keduanya yang sama-sama berasal dari unsur nasionalis.
Dengan kondisi itu, kata Ubedilah, maka berat bagi pasangan Prabowo-Puan memenangkan pilpres.
Sebab, menilik pada Pilpres 2019 lalu, dimenangkan pasangan Joko Widodo-Ma’ruf Amin.
Keduanya memiliki latar belakang ideologis berbeda, yakni nasionalis dan agamis.
“Karena tipe sosiologis dan ideologis yang bisa memenangkan Pilpres 2019,” ulasnya.
Pertanyaanya, sambung Ubedilah, mampukah koalisi ini menghadirkan pasangan capres dan cawapres yang seperti itu.
“Pada titik inilah PDIP sampai saat ini belum punya tokoh agamis yang mewakili PDIP,” ujarnya.
Menurutnya, jika PDIP masih ngotot mencalonkan Puan, maka sebaiknya partai berlambang kepala banteng hitam itu siap-siap kembali menelan pil pahit seperti Pilpres 2009 silam.