Pertumbuhan Ekonomi Kontraksi Minus, Ekonom: Indonesia Sudah Masuk Jurang Resesi

Sabtu 25-07-2020,06:20 WIB

Beberapa negara telah mengalami resesi, antara lain Singapura, Korea Selatan, Jerman, dan Italia. Indonesia, ada peluang masuk resesi tahun ini, namun tidak terlalu dalam.

"Indonesia ada peluang tidak masuk resesi, kalau pun (ada peluang) resesi harapannya tidak dalam, mungkin sekitar nol persen atau lebih kecil dari itu di bawah nol persen," kata Badan Kepala Fiskal (BKF), Febrio Kacaribu di Jakarta, Jumat (24/7).

Pemerintah memprediksi pertumbuhan ekonomi kuartal II/2020 diprediksi minus 4,3 persen. Pada kuartal III/2020, pemerintah berusaha menekan pertumbuhan ekonomi tidak kontraksi minus dalam.

"Pada Juni 2020 ada tanda-tanda perbaikan. Ini yang kami ingin dorong supaya ke depan bisa tumbuh di kuartal III/2020," ujarnya.

Sejauh ini, katanya, pemerintah telah melakukan pemulihan ekonomi, dan diklaim telah berjalan dengan baik. Salah satunya penyaluran bantuan sosial (bansos) yang mencapai 45 persen dari total dana yang dialokasikan sebesar Rp203 triliun.

Selain itu, lanjutnya, perbankan juga sudah menyalurkan kredit modal kerja dari pendapatan dana pemerintah. Langkah ini diyakini bisa membangkitkan kembali sektor Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM). "Mudah-mudahan dengan mendorong semua sektor pemulihan ekonomi nasional pada kuartal III/2020, (pertumbuhan ekonomi) bisa di atas nol persen," ucapnya.

Terpisah, ekonom Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Ariyo Irhamna mengatakan, saat ini Indonesia sudah masuk jurang resesi. "Saya tidak melihat kalau kita bisa terhindar dari krisis. Kita sudah masuk krisis. Ya, tinggal tunggu saja kinerja pada kuartal III/2020," ujarnya kepada Fajar Indonesia (FIN), kemarin (24/7).

Ekonomi Indonesia sudah masuk resesi karena tercermin dari pertumbuhan ekonomi yang kontraksi minus dan realisasi stimulus pada masyarakat yang terdampak tidak berjalan optimal.

Adapun pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal I/2020 anjlok menjadi 2,97 persen. Angkanya turun signifikan dari periode sebelum-sebelumnya yang berada di kisaran 4 persen-5 persen. "(Melihat resesi) Pertumbuhan ekonomi dan penyerapan anggaran pemerintah yang lamban," ucapnya.

Oleh karena itu, menurutnya agar resesi perekonomian nasional tidak terlalu dalam harus ada kebijakan-kebijakan yang diambil Kementerian Keungan (Kemenkeu).

"Jadi, kebijakan yeng perlu dilakukan adalah Kementerian Keuangan harus semakin optimal untuk realokasi anggaran dan juga insenstif fiskal juga harus efektif," pungkasnya. (din/zul/fin)

Tags :
Kategori :

Terkait