Vaksin covid-19 asal China memicu pertanyaan dan tanggapan dari banyak pihak setelah didatangkan ke Indonesia. Apalagi ternyata vaksin yang didatangkan pemerintah dari Perusahaan Sinovac itu jelas-jelas belum siap edar.
Vaksin itu kabarnya harus lebih dulu menjalani uji klinis tahap III. Nantinya, uji klinis tahap III itu akan dilakukan PT Bio Farma, Universitas Padjadjaran, dan Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Balitbangkes).
Pemerintah juga menargetkan vaksin tersebut bisa digunakan dalam keadaan darurat pada kuartal pertama 2021 mendatang. Hal itu lantas membuat publik bertanya-tanya. Keheranan datang salah satunya dari Said Didu.
Melalui akun Twitter pribadinya, @msaid_didu, mantan Sekretaris BUMN ini mempertanyakan kebijakan pemerintah. Said mengaku heran kenapa ujicoba tahap I dan II dilakukan di China.
Sedangkan ujicoba tahap III yang menjadi ujicoba massal dibawa ke Indonesia. Logikanya, yang akan menjadi bahan ujicoba tentu saja adalah rakyat Indonesia.
“Kenapa tahap I dan II diuji coba di China dan tahap III yang massal dibawa ke Indonesia untuk diujicoba oleh rakyat Indonesia,” heran dia, Selasa (21/7).
Karena itu, Said pun berharap ada penjelasan yang gamblang dari pemerintah terkait hal tersebut. “Semoga ada yang bisa jelaskan,” harapnya.
Hal senada juga dilontarkan anggota Ombudsman RI, Alvin Lie yang malah melontarkan kritik pedas. Alvin pun mempertanyakan keampuhan vaksin dimaksud.
“Apakah vaksin ini sudah lolos uji klinis negaranya dan mendapat sertifikasi?” ujarnya di akun Twitter pribadi Senin (20/7).
Pasalnya, yang menjadi bahan percobaan vaksin itu tidak lain adalah rakyat Indonesia. “Jangan sampai WNRI jadi kelinci percobaan,” tegasnya. (ruh/pojoksatu/zul)