Jumlah kasus positif corona atau covid-19 yang terus bertambah di Indonesia sudah melewati Cina. Hingga, Minggu (19/7) lalu, saja sudah mencapai 86.521 kasus.
Padahal total kasus positif di Cina, negeri asal virus tersebut, hanya 83.660 kasus. Ini berdasarkan catatan Worldmeter sampai dengan, Minggu (19/7) kemarin.
Bedanya, di Cina, kasus positif Covid-19 menunjukkan penurunan. Sedangkan Indonesia, malah sebaliknya. Di mana penambahan kasus baru pasien positif bisa mencapai di atas 1.000 kasus per hari.
Sedangkan di Cina, penambahan kasus baru pasien positif corona hanya mencapai 20 kasus per harinya. Wakil Ketua MPR RI Syarief Hasan mempertanyakan langkah dan kemampuan pemerintah dalam menangani pandemi Covid-19.
Ia menyebut, sampai saat ini angka kasus positif di Indonesia sama sekali belum menunjukkan grafik yang melandai. Menurut Anggota Majelis Tinggi Partai Demokrat ini, hal tersebut mengonfirmasi anggapan tentang ketidakmampuan pemerintah dalam mengatasi pandemi Covid-19.
“Pemerintah seharusnya mampu menekan laju penyebaran pandemi Covid-19 di Indonesia dengan berbagai sumber daya,” tuturnya.
Apalagi, kata Syarief, DPR RI juga telah menyetujui Perppu Nomor 1 Tahun 2020 dan APBN-P 2020. “Yang di dalamnya memuat perubahan anggaran sangat besar untuk penanganan pandemi,” sambungnya.
Syarief juga menyinggung data WHO yang menunjukkan bahwa posivity rate Indonesia yang masih sangat tinggi. Yakni prosentase kasus positif dibanding total sample yang diperiksa.
Positivity rate di Indonesia terbilang tinggi, yaitu 12,2 persen. Sementara menurut WHO, idealnya positivity rate yang aman di bawah 5 persen.
Karena itu, ia mendesak pemerintah bekerja lebih keras, serta menggenjot penyaluran anggaran penanganan Covid-19 secara maksimal dan terarah guna menghentikan penularan.
Selain itu, mantan Menteri Koperasi dan UMKM ini mewanti-wanti pemerintah agar fokus pada penanganan Covid-19 terlebih dahulu.
“Sebab, kondisi ini akan berpengaruh juga terhadap ekonomi dan sektor lainnya. Faktanya kini Covid-19 makin tinggi memecahkan rekor tertinggi sementara ekonomi juga terpuruk,” ulasnya.
Syarief juga mengingatkan pemerintah menunjukkan ketegasan dalam implementasi protokol kesehatan. Menurutnya, lonjakan kasus baru Covid-19 disebabkan banyak warga yang tidak mematuhi protokol kesehatan.
“Hal ini tentu penyebabnya adalah karena kurangnya kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah,” ucapnya.
“Sehingga Pemerintah harus mengembalikan kepercayaan tersebut dengan tegas dalam implementasi new normal,” tandas Syarief. (jpnn/zul)