Anak sulung Presiden Joko Widodo, Gibran Rakabuming Raka akhirnya mendapat rekomendasi dari DPP PDI Perjuangan. Ini sekaligus mengakhiri teka-teki siapa kandidat di Pilkada Solo dari partai besutan Megawati Soekarnoputri itu.
Rekomendasi untuk Gibran itu memang sudah ditebak dari awal, usai kandidat kuat Ketua DPC PDI Perjuangan Solo memutuskan mengundurkan diri dari pencalonannya. Ternyata memang ada sebuah peristiwa yang menyisakan tanda tanya di publik.
Yaitu kedatangan Achmad Purnomo, yang menjadi lawan Gibran memperebutkan rekomendasi PDIP, ke Istana Negara. Wakil Walikota Solo itu adalah calon yang mulanya disodorkan DPC PDIP Solo.
Purnomo ke Istana setelah mendapat telepon dari Joko Widodo untuk menghadap pada Jumat (17/7). Dalam pertemuan dengan sahabat lamanya itu, Purnomo mengaku, diberitahu mengenai kabar dirinya tidak diberi rekomendasi. Dia tidak kaget karena mengaku sudah diperkirakan dari jauh hari.
Purnomo lantas mengajukan permohonan agar Jokowi membantu pembiayaan pembangunan masjid di komplek Sriwedari yang masih kurang Rp100 miliar lebih. Dalam pertemuan ini, Jokowi juga menawarkan peluang yang bisa diambil Purnomo untuk berkarir di Jakarta.
Walaupun kemudian, Purnomo mengaku tidak tertarik untuk tinggal di luar Solo. Mantan Sekretaris Kementerian BUMN Said Didu menyinggung laku politik yang dipertontonkan Jokowi tersebut. Dia menilai permainan yang ditunjukkan ke publik terlalu gamblang dan kasar.
“Yang mengajukan calon adalah partai, tapi yg manggil yang mau "disingkirkan" dan ditawarkan sesuatu adalah Bapak Presiden di Istana Negara,” urainya dalam akun Twitter pribadi, Minggu (19/7).
Dia pun meminta Jokowi untuk lain kali lebih halus dalam bermain politik. Ini mengingat Jokowi adalah seorang presiden yang jadi panutan 250 juta lebih rakyatnya. “Apa tidak bisa halus sedikit mainnya?” tutup Said Didu. (rmol/zul)