Ribuan massa yang tergabung dalam sejumlah kelompok menggeruduk Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Kamis (16/7). Tujuan mereka, meminta baik DPR maupun MPR dan Presiden untuk mencabut RUU Omnibuslaw, Cipta Kerja dan HIP.
Massa aksi yang tergabung dari berbagai gerakan, mulai merapat ke depan Komplek Parlemen, Senayan, DPR RI. Salah satunya, Forum Pembela Islam (FPI).
Para polisi pun mengimbau kepada para peserta aksi untuk membuka aksen jalan agar lalu lintas tidak macet.
“Tolong kepada anak-anak yang tidak pakai baju FPI, dan tidak berkepentingan jangan halangin jalan, supaya nggak macet,” Imbau salah satu polisi yang berada di atas mobil komando.
Mendengar imbauan tersebut, para peserta aksi tampak geram. Menurutnya, para aparatur negara yang bertugas mengamankan aksi untuk tidak menghalang-halangi rakyat.
“Jangan dihalangkan para aksi untuk masuk ke Gedung DPR ini rumah rakyat, jangan tunduk kepada para cukong-cukong, Pak Polisi,” teriak Orator FPI dikutip dari Pojoksatu.
“Pak polisi ini mau jadi cukong komunis apa mau jadi Pancasila? saya tanya masih adakah kecintaan kesatuan negara republik Indonesia, kenapa dihalangi?,” tanyanya sambil teriak.
“Ini negara Pancasilais, jangan jadikan Ekasila atau Trisila, kalian semuanya digaji pakai uang rakyat,” tandasnya.
Berdasarkan pantauan di lapangan, para buruh berkumpul di beberapa titik, di antaranya belakang Gedung DPR, di samping sebelah kanan dan di samping jembatan fly over Slipi.
Diketahui, para peserta aksi di depan DPR RI merupakan gabungan berbagai organisasi buruh, petani, perempuan, dan organisasi masyarakat sipil.
Di antaranya adalah Konfederasi Kongres Aliansi Serikat Buruh Indonesia (KASBI), Konfederasi Persatuan Buruh Indonesia (KPBI), Sentra Gerakan Buruh Nasional (SGBN), Konfederasi Serikat Nasional (KSN).
Kemudian, Konsorsium Pembaruan Agraria (KPA), Pergerakan Pelaut Indonesia, Jarkom Serikat Pekerja Perbankan, Serikat Pekerja Media dan Industri Kreatif untuk Demokrasi (Sindikasi).
Selain itu, Solidaritas Pekerja Viva (SPV), Kesatuan Perjuangan Rakyat (KPR), dan Federasi Pekerja Pelabuhan Indonesia. Selain itu, organisasi yang tergabung dalam gebrak adalah LBH Jakarta, AEER, KPA, GMNI UKI, Aksi Kaum Muda Indonesia (AKMI), Federasi Pelajar Indonesia (Fijar), LMND DN, Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Jentera.
(muf/pojoksatu/ima)