Prabowo Masih Paling Populer, Ganjar Kedua lalu Kang Emil

Senin 13-07-2020,05:00 WIB

Survei yang dilakukan oleh Center for Political Communication Studies (CPCS) menunjukkan pandemi covid-19 tidak hanya berdampak terhadap perekonomian, melainkan terjadi perubahan signifikan dalam peta elektoral menuju Pemilu 2024.

Tiga tokoh muncul sebagai kekuatan utama dalam pertarungan memperebutkan posisi calon presiden 2024, yaitu Menteri Pertahanan Prabowo Subianto, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, dan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil.

Menanggapi hasil Survei yang dilakukan CPCS, Wakil Ketua Umum DPP Partai Gerindra Arief Poyuono mengatakan, dominasi ketokohan dan ekspektasi publik agar Prabowo kembali maju dalam Pilpres 2020 sebuah kewajaran. Terlebih setelah dirinya masuk dalam jajaran Kabinet Indonesia Kerja jilid ke dua.

”Ketokohan beliau (Prabowo, red) menjadi magnet. Sejalan dengan basis massa yang hingga kini masih terjadi. Hasil kerja di Kabinet Indonesia Kerja saat ini pun, akan menjadi penilaian publik menjelang Pilpres,” kata Arief Poyuono kepada Fajar Indonesia Network (FIN) Minggu (12/7).

Sementara, perbedaan pandangan saat Pilpres lalu, kini pun mulai mencair. Ini digambarkan dengan kemesraan Gerindra dengan PDI Perjuangan, Partai Golkar, maupun partai pengusung Joko Widodo- Ma'ruf Amin lainnya.

”Publik juga pasti menilai sisi kebangsaan Prabowo. Ikut membaktikan dirinya untuk kemajuan bangsa dengan masuk di jajaran kabinet, membantu Kang Mas Jokowi. Jelas ini nilai plus,” terangnya.

Direktur Eksekutif CPCS Tri Okta dalam keterangan mengatakan Survei yang dilakukan oleh Center for Political Communication Studies (CPCS) mengatakan Prabowo yang merupakan mantan calon presiden pada Pilpres 2019, masih bertengger di urutan pertama, meskipun mengalami penurunan dari survei yang dirilis CPCS pada Maret 2020.

Elektabilitas Prabowo mencapai 18,4 persen, turun dari survei sebelumnya sebesar 22,7 persen. Sebaliknya Ganjar dan Kang Emil sama-sama mengalami kenaikan yang sangat signifikan.

Elektabilitas Ganjar naik dari 8,5 persen menjadi 13,5 persen, sedangkan Kang Emil naik dari 5,8 persen menjadi 11,3 persen atau hampir dua kali lipat.

Demikian pula dengan urutan kedua gubernur tersebut, di mana Ganjar sebelumnya hanya berada di posisi keempat naik menjadi posisi kedua, dan Kang Emil naik dari posisi kelima kini berada di posisi ketiga.

Menurut Okta, kenaikan elektabilitas Ganjar dan Kang Emil tidak bisa dilepaskan dari posisi keduanya sebagai kepala daerah kaitannya dengan penanganan pandemi Covid-19 di daerahnya.

Banyak kebijakan yang diserahkan oleh pemerintah pusat kepada daerah dalam pemberlakuan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) dan upaya lain, seperti pembagian bansos dan penanganan kesehatan.

Hal ini terlihat pula dari kenaikan elektabilitas dua kepala daerah lainnya, yaitu gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa dan Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini. Elektabilitas Khofifah mencapai 3,4 persen, naik dari sebelumnya hanya 1,1 persen. Sedangkan Risma naik dari 2,9 persen menjadi 3,3 persen.

Pengecualian hanya dialami oleh Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan yang turun dari 13,8 persen menjadi 10,6 persen. Demikian pula dengan posisinya yang anjlok dari urutan kedua kini hanya berada di posisi keempat. ”Meskipun Anies rutin tampil ke publik selama pandemi, tetapi persepsi yang berkembang ternyata berbanding terbalik,” kata Okta.

Penurunan juga dialami oleh tokoh-tokoh yang tidak menjabat kepala daerah. Sandiaga Uno, mantan calon wakil presiden pasangan Prabowo, merosot dari 12,1 persen menjadi 9,3 persen dan tergeser dari posisi ketiga menjadi urutan kelima. Demikian pula tokoh-tokoh berlatar belakang menteri dalam kabinet, yaitu Erick Thohir, Mahfud MD, dan Airlangga Hartarto.

Tags :
Kategori :

Terkait