Sinyal Presiden Joko Widodo yang akan melakukan reshuffle memunculkan desakan pencopotan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), Nadiem Makarim. Alasannya, hingga kini belum ada langkah konkret mengatasi persoalan pendidikan di tengah pandemik covid-19.
Sebelumnya, saat sidang kabinet, Kamis (18/6) lalu, Presiden Jokowi marah dan mengatakan akan melakukan reshuffle. Jokowi meminta di tengah ancaman pandemik, menterinya jangan bekerja biasa-biasa saja.
"Copot Nadiem Makarim sebagai Mendikbud," tegas aktivis Petisi 28, Haris Rusly Moti di akun Twitternya, Kamis (2/7).
Menurutnya, belum ada kebijakan Kemendikbud yang dirasakan langsung oleh publik, khususnya para siswa dan mahasiswa, seperti keringanan iuran sekolah. Di era belajar dari rumah, iuran justru tetap dibebankan kepada siswa dan mahasiswa.
"Selama darurat Covid dan new normal, tak jelas arah kebijakan dan kinerjanya Nadiem. Mahasiswa bergerak tuntut keterbukaan alokasi APBN darurat Covid," jelasnya. "Desak alokasi APBN Darurat untuk siswa dan mahasiswa terdampak Covid yang tak mampu bayar SPP," demikian Haris Rusly. (rmol/zul)