Massa yang tergabung dalam Persaudaraan Alumni (PA) 212, GNPF-Ulama, dan sejumlah ormas Islam menggelar aksi bertajuk "Aksi Selamatkan NKRI & Pancasila Dari Komunisme". Mereka menolak pembahasan RUU Haluan Ideologi Pancasila (HIP) dan menuntut RUU ditarik dari Prolegnas.
Meski dalam kondisi pandemi COVID-19, Ketua GNPF-Ulama Yusuf Martak memberkan alasannya karena DPR tetap membahas RUU HIP.
"Kenapa kami masih berkumpul saat COVID masih tinggi? Karena mereka (DPR) mengerjakan (RUU HIP) ketika COVID, kalau kita tunggu sampai COVID selesai ya, sudah selesai semua," ujar Yusuf Martak di atas mobil komando, Rabu (24/6) kemarin.
Yusuf Martak dalam orasinya ingin bertemu Ketua DPR Puan Maharani dan meminta pembahasan RUU HIP dibatalkan. "Saya meyakini ibu Puan bersedia (menemui massa), karena beliau dari partai yang memiliki jargon partai wong cilik," katanya.
Dalam demo tersebut, berbagai yel disuarakan peserta demo. Terdengar orator meneriakkan yel-yel 'Ganyang PKI'.
Mereka memprotes pemerintah dan anggota DPR yang tetap akan membahas RUU HIP. RUU tersebut dianggap menghidupkan lagi Komunisme di Indonesia.
"Ada satu ormas diduga ingin mengubah ideologi Pancasila, dibubarin itu ormas. Tapi jelas-jelas ada partai yang mau mengubah ideologi Pancasila, pantasnya diapakan itu partai, ganyang-ganyang, ganyang PKI. Ganyang PKI sekarang juga," kata orator itu.
Di tengah aksi tersebut, Ketua Fraksi PKS DPR Jazuli Juwaini bersama perwakilan anggota DPR lainnya kemudian menerima perwakilan pendemo. Para perwakilan DPR tersebut adalah anggota Badan Legislasi DPR Buchori Yusuf, dan Anggota Baleg DPR Fraksi PAN M Ali Taher, serta Anggota Komisi II DPR Mardani Ali Sera.
Sedangkan perwakilan pendemo yaitu Yusuf Martak, Ketua Umum FPI Ahmad Sobri Lubis, Ketua Umum Persaudaraan Alumni (PA) 212 Slamet Ma'arif, Perwakilan Pemuda Pancasila, dan Perwakilan FBR.
"Kami menemui ini bukan ingin merebut panggung pimpinan DPR, tapi kami menerima ini untuk menunggu tamu-tamu ini, para ulama dan habaib tidak lama-lama menunggu. Supaya mereka ada yang menyapa," katanya di Ruang Rapat KK 2 Kompleks Parlemen RI.
Namun, Yusuf Martak tak ingin pertemuan hanya diwakilkan oleh satu Fraksi DPR saja. Yusuf berharap bisa bertemu dengan perwakilan Pimpinan DPR serta mendapat pencerahan dari Baleg DPR RI tentang siapa pengusul RUU HIP itu untuk diproses hukum.
Setelah menunggu kurang lebih setengah jam, Wakil Ketua DPR Aziz Syamsuddin dan Sufmi Dasco Ahmad menemui perwakilan pendemo di lantai 4 Gedung Nusantara 3, Kompleks Parlemen.
Usai pertemuan tersebut, Wakil Ketua DPR Azis Syamsuddin menyampaikan tiga komitmen dan janji DPR. Pertama, DPR berkomitmen untuk melakukan penyetopan pembahasan RUU HIP.
"Kami berkomitmen untuk melakukan penyetopan ini," kata politisi Golkar tersebut.
Komitmen kedua, lanjut Azis, yaitu masukan pendemo terkait pasal-pasal bermasalah dalam RUU HIP juga tidak akan dibahas lagi oleh DPR.