Tampaknya Ketua Umum yang juga Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra, Prabowo Subianto, tidak tertarik “mengadili” Arief Poyuono lewat Mahkamah Kehormatan Partai. Manuver sekelompok politisi Partai Gerindra yang ingin menggusur Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Arief Poyuono pun dipastikan kandas.
Pernyataan Arief Poyuono bahwa isu kebangkitan komunisme dan PKI dimainkan kelompok kadrun, yang dianggap mencederai partai membuat panas partai berlambang kepala garuda itu. Pernyataan itu pun dikhawatirkan memberi kesan Gerindra cenderung permisif dengan kebangkitan komunisme dan PKI.
Di sisi lain, Prabowo kelihatannya memahami bahwa pernyataan itu disampaikan Arief Poyuono dalam kapasitasnya sebagai Ketua Umum Federasi Serikat Pekerja BUMN Bersatu. Belum lagi, faktanya pernyataan itu disampaikan Arief Poyuono di kantornya di bilangan Cikini, Jakarta Pusat.
Selain itu, Prabowo juga disebutkan memahami bahwa dengan menyampaikan hal itu Arief Poyuono sebenarnya sedang mengingatkanseluruh elemen bangsa untuk bersatu menghadapi pandemi Covid-19. Bukan malah sebaliknya, terpecah belah oleh isu usang.
“Yang mengusulkan Mahkamah Kehormatan untuk menggusur atau setidaknya mengadili Arief Poyuono kelihatannya akan gigit jari,” ujar seorang pengurus teras Partai Gerindra yang tidak ingin disebutkan namanya.
Adapun Arief Poyuono kepada redaksi beberapa saat lalu kembali mengatakan dirinya yakin Prabowo Subianto tahu bahwa apa yang sedang dia kerjakan adalah untuk kebaikan bersama.
“Pak Prabowo dan Gerindra adalah bagian dari pemerintah. Sudah menjadi kewajiban kami untuk mengingatkan semua elemen masyarakat agar bersatu menghadapi era pandemi. Jangan mau dipecah belah dan diadu domba,” demikian Arief Poyuono. (rmol/zul)