Penunjukkan jenderal aktif menjadi Komisaris Badan Usaha Milik Negara (BUMN) oleh Menteri Erick Thohir mengundang pertanyaan banyak pihak.
Dikutip dari pojoksatu, Pengamat Politik yang juga Direktur Eksekutif Periskop Data Muhamad Yusuf Kosim, Senin (22/6) mengatakan, ditunjuknya jenderal TNI/Polri aktif menunjukkan belum ada itikad baik dari Erick Thohir untuk memperbaiki badan usaha negara sesuai target kerja yang kerap disampaikan sejak awal dilantik sebagai menteri.
Yuko -sapaan akrabnya- mengatakan, BUMN sejak awal dibentuk oleh negara memiliki tugas untuk mencari laba. Artinya orientasinya bisnis, sehingga yang mengelola adalah orang-orang profesional di bidangnya.
“Kalau selama ini kesannya komisaris itu jabatan yang hanya jadi alat bagi-bagi kekuasaan saja, seperti relawan, pensiunan dan apapun yang lain, apalagi ini aktif jenderal aktif. Makanya ini sedikit kita pertanyakan kebijakan ini, kok bisa orang-orang yang gak firm menempati (jenderal aktif menempati
komisaris),” kata Yuko.
Lebih lanjut, dosen ilmu politik Universitas Nahdlatul Ulama Indonesia (Unusia) ini meminta Erick Thohir selaku pemimpin tertinggi di BUMN untuk menjelaskan kepada publik apa yang menjadi dasar penempatan para perwira tiggi dari unsur TNI/Polri.
Yuko menjelaskan, sejak awal publik mempunyai harapan besar kepada Erick Thohir.
Sebagai pengusaha sukses, masyarakat berharap BUMN di periode kepemimpinan Presiden Jokowi, tata kelola badan usaha milik negara ini memiliki kinerja seperti perusahaan swasta.
“Dasar penempatan personelnya apa, itikad Erick Thohir untuk membangun ke arah BUMN lebih baik sangat kurang. Ekpektasi utama publik Erick itu pengusaha, ditunjuknya jadi menteri ya memperbaiki BUMN sehingga memiliki kinerja seperti swasta, nyatanya nggak ada,” kata Magister Politik Universitas Indonesia ini.
Beberapa jenderal aktif yang menempati jabatan komisaris BUMN diantaranya: Komjen Bambang Sunarwibowo sebagai komisaris PT Aneka Tambang.
Selain itu, Marsekal Madya Andi Pahril Pawi dan Irjen Carlo Brix Tweu sebagai komisaris di Bukit Asam.
Jenderal aktif lainnya, Achmad Djamaluddin dan Irjen Arman Depari yang menempati komisaris Pelindo I.(sta/rmol/pojoksatu/ima)