Pandemi korona membuat para suporter dan klub harus berpisah. Syarat laga tanpa penonton menjadi keharusan mutlak agar musim ini bisa dilanjutkan.
Di liga elit Eropa, syarat ini menjadi pro dan kontra. Bak sayur tanpa garam, demikian pernyataan penolakan berseliweran di media masa menanggapi syarat tersebut.
Namun di Denmark, operator liga punya cara unik agar para fans bisa menonton aksi klub kesayangannya lebih dekat. Bukan lewat televisi, melainkan layar besar (big screen) yang ditaruh di tribun penonton.
Para fans Superligaen (Liga Denmark) dengan bebas berteriak dan memberikan dukungan. Itulah yang tergambar dalam laga derby, AGF Aarhus versus Randers, Kamis (28/5) lalu.
Sebanyak 10 ribu wajah suporter AGF Aarhus terpampang dalam layar berukuran 120 meter persegi. Layar tersebut dibuat mengelilingi tribun penonton di Ceres Park. Para fans terkoneksi lewat aplikasi rapat virtual Zoom. Sensasi keberadaan penonton di tribune penonton bisa dihadirkan pengelola klub AGF Aarhus tanpa harus menjauhkan mereka dari tribun.
Kamis lalu, Denmark menjadi negara kedua di Eropa barat setelah Jerman memulai kembali liga domestiknya. AGF Aarhus menjadi tim yang pertama menghadirkan para pendukung di tribun hadir secara virtual. Inovasi tersebut memincut beberapa klub Liga Premier, termasuk Arsenal untuk mencoba teknologi ini.
"Anda bisa tebak liga negara mana saja yang ingin mencoba teknologi ini," ujar Kepala Media AGF Aarhus, Soren Carlsen. "Klub dari lima liga teratas - Inggris, Prancis, Italia, Spanyol, dan Jerman tengah mencoba ini. Termasuk Liga Austria dan Norwegia. Hari Selasa lalu, saya berkomunikasi dengan A-League (Liga Australia) dan MLS. Mereka ingin tahu bagaimana ini bisa bekerja," terangnya.
Carlsen juga menyewa sejumlah orang untuk menjadi steward (keamanan) digital. Para stewerd ini akan mengawasi perilaku penonton yang wajahnya tampil di layar raksasa. Jika ada yang kedapatan berlaku tak senonoh, mereka akan diusir oleh steward tersebut.
“Jika kelakuan Anda tidak sesuai dengan peraturan, Anda akan kami tendang dari pertemuan Zoom ini,“ tutur Carlsen, seperti dikutip Yahoo! Sports.
Pendukung tidak mungkin diizinkan kembali ke stadion selama beberapa bulan, tetapi teknologi mungkin akan membawa banyak dari mereka lebih dekat daripada yang diperkirakan sebelumnya.
24 Regular Season Superligaen 2019-2020 itu dicatat di buku sejarah sebagai pertandingan sepak bola pertama yang melibatkan para suporter melalui aplikasi pertemuan virtual, Zoom. “Kami bangga bisa menjadi klub pertama di dunia yang menggunakan ini,“ tutur CEO AGF, Jacob Nielsen, seperti dikutip laman resmi klub itu. (fin/zul/tgr)