Rencana Pemkot Tegal untuk menutup masa Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) dengan menyalakan kembang api, mendapatkan kritikan dari Fraksi PKS di DPRD Kota Tegal. Kegiatan itu, dinilai sebagai selebrasi yang berlebihan dan upaya mencari sensasi.
Ketua Fraksi PKS Amirudin, LC mengatakan sebenarnya semua pihak secara nasional masih harus waspada dari penyebaran covid-19. Apalagi daerah tetangga masih berstatus zona merah.
"Dua acara tersebut lebih terkesan cari sensasional dan pastinya menghamburkan banyak biaya, di tengah kondisi warga yang masih banyak kesulitan ekonomi," katanya.
Menurut Amirudin, manfaat langsung dari 2 agenda untuk pencegahan Covid 19 tidak bisa diukur dengan baik dan jelas. Jika ini dilakukan, potensi massa berkumpul justru tidak terelakkan, social distancing akan sulit dikendalikan, apalagi momennya menjelang lebaran.
Amir menambahkan, eski Tegal Zona Hijau tapi sebenarnnya belum benar-benar 100 persen. Karena belum seluruh warga menjalani rapid test untuk memastikan semua Negatif Covid 19.
"ODP dan PDP di Tegal juga masih banyak. Boleh jadi yang OTG juga banyak," ungkapnya.
Anggota Fraksi PKS Rachmat Raharjo menambahkan fraksinya menyadari Wali Kota memang punya kewenangan penuh dalam penggunaan anggaran penangganan Covid 19 ini, tanpa harus minta persetujuan DPRD. Karena aturan ini sudah ada di SKB Menteri Keuangan dan Dalam Negeri.
"Namun, harusnya, Pemkot Tegal perlu lebih cermat dalam membuat sebuah program, apalagi dalam situasi sulit seperti ini. Boleh-boleh saja cari sensasi. Sensasi untuk tindakan positif yant melampaui standar capaian rata-rata orang," tandasnya. (muj/zul)