Ada Rempeyek Laron, Ini 5 Makanan Ekstrem khas Jawa Tengah yang Bikin Deg-degan

Ada Rempeyek Laron, Ini 5 Makanan Ekstrem khas Jawa Tengah yang Bikin Deg-degan

KULINER EKSTRIM - Inilah 5 makanan ekstrem khas Jawa Tengah seperti ungker jati, sate ular kobra, hingga rempeyek laron. -(Foto: Youtube Epi Abdul Haris)-

JATENG, radartegal.com - Jika biasanya kuliner Jawa Tengah dikenal dengan rasa manis dan santun seperti gudeg atau garang asem, ternyata di balik itu semua, ada sisi ekstrem yang jarang terekspos. 

Di sejumlah daerah, masyarakat setempat justru menjadikan bahan-bahan tak lazim sebagai sajian sehari-hari. Apa saja makanan ekstrem khas Jawa Tengah?

Mulai dari ulat pohon jati hingga ular kobra, makanan ekstrem khas Jawa Tengah ini bukan hanya menguji selera, tetapi juga keberanian siapa pun yang mencicipinya. 

Berikut Radartegal.com akan membahas beberapa makanan ekstrem khas Jawa Tengah yang bikin banyak orang penasaran. Simak artikel berikut ini.

BACA JUGA: 10 Kuliner Tradisional yang Wajib Anda Coba di Pasar Pagi Tegal, Lezat, Autentik dan Murah

BACA JUGA: Batibul dan Balibul, Sate Kambing Muda Khas Tegal yang Diburu Penikmat Kuliner

Daftar makanan ekstrem khas Jawa Tengah

1. Ungker Jati 

Ungker jati, atau kepompong dari ulat pohon jati, merupakan kudapan musiman yang banyak ditemukan di kawasan Blora dan Wonogiri saat peralihan musim kemarau ke musim hujan.

Makanan ini diolah dengan cara digoreng kering atau ditumis seperti oseng. Bagian luarnya renyah, sementara bagian dalamnya lembut dan gurih.

Meski terlihat menantang, masyarakat lokal meyakini bahwa ungker memiliki kandungan protein tinggi dan bisa menjadi alternatif makanan bergizi.

Beberapa sumber bahkan mencatat bahwa serangga seperti ulat jati merupakan sumber protein berkelanjutan yang mulai dilirik dunia sebagai solusi pangan masa depan.

BACA JUGA: Dua Ikon Kuliner Pantura, Ini Perbedaan Sate Loso Pemalang dan Sate Kambing Tegal

BACA JUGA: Sate Blengong, Kuliner khas Brebes yang Jadi Warisan Budaya Tak Benda

2. Saren 

Saren, juga dikenal sebagai marus atau dideh, adalah makanan yang terbuat dari darah hewan (sapi atau ayam) yang dikukus hingga mengental dan memadat. Setelah dipotong dadu, saren dapat diolah menjadi sate, oseng, atau digoreng.

Di beberapa wilayah seperti Klaten dan Solo, saren menjadi makanan pelengkap yang disukai karena rasanya yang khas dan teksturnya yang kenyal.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber: