Dianggap Tidak Nasionalis, Elkan Baggot Kena Hujatan Netizen FOMO Akibat Tak Bela Skuad Garuda vs Guinea

Dianggap Tidak Nasionalis, Elkan Baggot Kena Hujatan Netizen FOMO Akibat Tak Bela Skuad Garuda vs Guinea

Elkan Baggott kembali menjadi sorotan netizen Indonesia. Ketidakhadirannya di laga Timnas Garuda vs Guinea di babak playoff Olimpiade 2024 menuai hujatan dan sentimen FOMO-olahraga-iradiofm.com

RADAR TEGAL - Elkan Baggott, pemain timnas Indonesia yang baru saja promosi ke liga terbaik dunia, English Premier League, tengah menjadi sorotan publik. Namun, bukan karena prestasinya, melainkan karena hujatan dan kecaman yang diterimanya dari netizen Indonesia.

Elkan Baggott menjadi target kecaman netizen karena tidak bergabung dengan timnas Indonesia U-23 di ajang SEA Games 2023. Alasan penolakan Elkan untuk bergabung dengan timnas bukan tanpa dasar. Turnamen SEA Games tidak termasuk dalam kalender resmi FIFA, sehingga klub berhak untuk tidak melepas pemainnya.

Di sisi lain, mendapatkan izin dari klub Inggris untuk melepas pemainnya ke timnas memang lebih sulit dibandingkan dengan klub dari negara Eropa lainnya. Hal ini dikarenakan jadwal liga Inggris yang padat dan minimnya jeda antar pertandingan.

Terlepas dari ketidakhadirannya di timnas U-23, nasionalisme Elkan Baggott seharusnya tidak perlu diragukan lagi. Di usianya yang masih muda, Elkan rela melepaskan paspor Inggrisnya dan menjadi warga negara Indonesia. Keputusannya ini menunjukkan komitmen dan kecintaannya terhadap tanah air.

BACA JUGA: Mimpi Pupus Timnas U-23 Indonesia di Olimpiade Paris 2024, Shin Tae-yong Tertunduk Lesu

Banyak pihak yang mengkritik Elkan karena kurang aktif di media sosial, mengaitkannya dengan kurangnya dukungan terhadap timnas. Namun, penting untuk diingat bahwa tidak semua hal harus diumbar di media sosial. Elkan adalah seorang atlet, bukan selebgram yang dituntut untuk selalu membagikan aktivitasnya di media sosial.

Hujatan dan Tekanan Publik

Hujatan dan tekanan publik yang diterima Elkan Baggott kemungkinan besar berasal dari rasa FOMO (Fear of Missing Out) atau ketakutan ketinggalan informasi. Netizen yang tidak mengetahui situasi dan fakta yang sebenarnya, mudah terprovokasi oleh narasi-narasi negatif yang beredar di media sosial.

Di sisi lain, budaya toxic positivity di Indonesia juga turut memperparah situasi. Netizen terbiasa dengan pujian dan komentar positif, sehingga ketika ada individu yang berbeda pendapat atau menunjukkan kekurangan, mereka langsung memberikan komentar pedas dan hujatan.

Penutup

Kasus Elkan Baggott menjadi pengingat bagi kita untuk lebih bijak dalam menggunakan media sosial dan tidak mudah terprovokasi oleh narasi-narasi negatif. Kita harus selalu mencari informasi yang akurat dan memahami situasi dengan objektif sebelum memberikan penilaian.(*)

Sumber: instagram @nusantara.ballers