Kulineran Sambil Nostalgia di Pasar Papringan di Temanggung, Bayarnya Pakai Uang Bambu

Kulineran Sambil Nostalgia di Pasar Papringan di Temanggung, Bayarnya Pakai Uang Bambu

Pasar papringan di Temanggung unik membayarnya pakai uang bambu--Instagram@pasarpapringan

RADAR TEGAL- Biasanya saat kita ke pasar untuk membeli kebutuhan dapur dan transaksi menggunakan uang tunai. Tapi ada yang berbeda dengan pasar papringan di Temanggung, Jawa Tengah yang bayarnya pakai uang bambu loh.

 

Pasar papringan di Temanggung lokasi tepatnya ada di Dusun Ngadipurno, Desa Ngadimulyo, Kecamatan Kedu, Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah. Hal paling menarik disini lokasi pasarnya terletak di tengah hutan yang dikelilingi pohon bambu.

 

Untuk rute ke pasar papringan, jaraknya sangat dekat dari Alun- Alun Temanggung dengan jarak sekitar 25 menit saja. Tak seperti pasar pada umumnya, pasar Papringan hanya buka selama 2 kali dalam 35 yakni Minggu Wage dan Minggu Pon.

 

Jam operasional pasar papringan di Temanggung mulai pukul 06.00 sampai dengan 12.00 siang saja. Karena tak setiap hari ada, tentu sangat ditunggu masyarakat maupun wisatawan luar daerah.

BACA JUGA:5 Nama Desa Unik dan Lucu di Indonesia yang Bikin Ketawa, Ada yang Berkaitan dengan Dukun

Vibesnya yang kaya zaman dahulu ini bikin para pengunjung kulineran sambil bernostalgia. Bahkan pedagang di sana juga masih menggunakan pakaian tradisional zaman dulu dan barang dagangan yang dijajakan masih menggunakan bahan alam, tidak ada plastik sama sekali.

 

Dagangan yang mereka jajakan juga beraneka ragam makanan tradisional, minuman tradisional, sayur mayur dan kerajinan yang terbuat dari bambu. Tapi sebelum Kamu masuk ke pasar papringan jangan lupa untuk menukar uang tunai dengan uang kepingan dari bambu.

 

Dimana 1 uang kepingan bambu bernilai Rp2000 dan Kamu bisa menukarnya di dekat pintu masuk pasar papringan Temanggung. Fasilitas yang disediakan  juga ada ayunan, toilet ,panggung seni hiburan dan tempat parkir kendaraan.

 

Untuk harga tiket masuknya cukup murah meriah yakni Rp5000 saja per orang. dan untuk biaya parkir motor dikenakan Rp3000 dan mobil hanya Rp5000 saja.

 

Saat Anda masuk ke dalam pasar papringan akan disambut dengan alunan gamelan. Tentu ini sangat berbeda dibandingkan pasar pada umumnya. 

BACA JUGA:Benarkah Mitos Kecantikan Abadi Nyi Roro Kidul Tak Tertandingi? Intip Rahasianya di Sini

Pengalaman wisatawan yang berkunjung ke sana memberi kesan dan kenangan tidak akan pernah bisa dilupakan. Apalagi di era zaman modern ini tentu sangat sulit menemukan suasana itu.

BACA JUGA:Waduh Mitos Menikahi Janda Ternyata Seperti Ini, Mending Baca Dulu Deh

Sejarah Pasar Papringan Temanggung

 

Pasar papringan diambil dari kata pasar dan papringan yang memiliki arti kebun bambu. Awal dibentuknya karena atas kepedulian seseorang yang bernama Singgih Susilo Kartono selaku ketua komunitas sepeda pagi dan anak muda yang tergabung dalam komunitas mata air.

 

Karena melihat potensi bambu yang ada di sekitar desa tersebut. Dan mereka bersama masyarakat sekitar tersebut musyawarah dan terbentuklah pasar papringan.

 

Ide adanya pasar papringan ini merupakan upaya untuk menghidupkan masa depan dalam masa lalu warga desa yang hampir ditinggalkan. Tempat sebelum dijadikan pasar papringan dulunya kotor, pihaknya bertekad menemukan masa depan pada masa lalu tersebut.

 

Pasar papringan di Temanggung menempati lahan sekitar 2.500 meter persegi milik beberapa warga desa. Nantinya saat gelaran pasar, pemilik lahan akan menerima uang sewa Rp10.000 per lapaknya.

BACA JUGA:Kampung Janda Musiman di Jawa Tengah Ternyata Ada, Punya Banyak Rumah Mewah 2 Lantai

Bahkan penjual disana makanan, minuman hingga sayur mayur sudah diseleksi jadi sudah dipastikan kemananannya. Dan diketahui hasil dari gelaran pasar papringan ini, 20 persennya masuk ke dalam kas desa Ngadipurno.

 

Selain unik karena kulineran sambil bernostalgia zaman dahulu, masyarakat disana mengaku berdampak baik dari segi ekonomi. Biasanya dalam satu gelaran bisa menghasilkan uang Rp700 ribu.

 

Demikian artikel yang kami rangkum, pasar papringan di Temanggung. Yuk yang ingin nostalgia zaman dulu boleh lah berlibur ke sana. (*)

Sumber: