Angka Pengangguran di Brebes Masih Tinggi, Ini Kata Dinperinaker

Angka Pengangguran di Brebes Masih Tinggi, Ini Kata Dinperinaker

Kepala Dinperinaker Brebes Warsito Eko Putro.(istimewa)--

RADAR TEGAL - Angka pengangguran di Kabupaten Brebes masih cukup tinggi. Bahkan, Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Tengah merilis, angka pengangguran di Brebes yakni 8,98 persen dari jumlah penduduk. 

Menanggapi hal itu, Pemkab Brebes melalui Dinas Perindustrian dan Tenaga Kerja (Dinperinaker) buka suara. Kepala Dinperinaker Brebes Warsito Eko Putro menyampaikan, tingkat pengangguran terbuka (TPT) di Kabupaten Brebes menjadi yang tertinggi di antara 35 kabupaten/kota di Jawa Tengah. Jumlahnya mencapai 8,98 persen atau 80 ribu jiwa dari 2 juta jiwa penduduk Brebes. 

Menurutnya, kalangan pria menjadi yang paling mendominasi dari jumlah tersebut. Dibandingkan dengan kalangan perempuan yang relatif sedikit karena kebanyakan dari mereka bekerja sebagai buruh pabrik.

Eko menyebutkan, di Brebes sendiri ada 28 pabrik yang telah menyerap tenaga kerja sebanyak 30 ribu kalangan perempuan. Sedangkan pabrik yang mempekerjakan laki laki hanya ada tiga dengan serapan hanya 1.200 orang pekerja.

BACA JUGA:Angka Pengangguran Kabupaten Tegal Cukup Tinggi, Awas Calo Naker Gentayangan!

"Dari 28 pabrik di Brebes, ada tiga pabrik yang mayoritas pekerjanya laki-laki dan mampu menyerap tenaga kerja sebanyak 1.200 orang. Dan sisanya dari kalangan perempuan. Sehingga kebanyakana pengangguran adalah kaum laki laki," ujarnya.

Selain minim lowongan pekerjaan untuk kaum pria, faktor lain yang mempenfaruhi tingginya tingkat pengangguran terbuka adalah passion, kompetisi, pendidikan, gender, mental penerima bantuan pemerintah dan jurusan SMK yang tidak sesuai kebutuhan industri yang ada di Brebes. Kemudian terakhir, tingginya jumlah anak tidak sekolah (ATS) usia 15 tahun yang menjadi sasaran survey BPS.

"Anak yang tidak sekolah di Brebes juga tinggi, mereka yang usianya 15 tahun dihitung sebagai pengangguran oleh BPS, karena mereka tidak sekolah dan juga tidak bekerja. Padahal usia untuk bisa kerja itu 18 tahun. Di sini juga pekerja serabutan dihitung sebagai orang yang setengah pengangguran," imbuhnya. 

Untuk mengurangi angka pengangguran, pihaknya telah berkordinasi dan mendatangi sekolah-sekolah tingkat SMA dan SMK untuk penyaluran tenaga kerja di pabrik-pabrik di Brebes setelah mereka lulus. Kemudian bagi lulusan sebelumya yang saat ini jadi pengangguran akan diberi pelatihan kewirausahaan. 

"Kami menargetkan angka pengangguran tahun depan bisa turun 0,5 persen," pungkasnya.(*)

Sumber: