Mitos Sungai Serayu: Rahasia Awet Muda dalam Dua Versi Sejarah Bima dan Sunan Kalijaga

Mitos Sungai Serayu: Rahasia Awet Muda dalam Dua Versi Sejarah Bima dan Sunan Kalijaga

Ilustrasi mitos Sungai Serayu menurut dua versi kisah sejarah Bima dan Sunan Kalijaga.-(Foto: Tangkapan Layar/Pixabay/@sungaibach).-

Mitos Sungai Serayu juga tertanam dalam berbagai peninggalan sejarah. Di pegunungan Dieng, hulu Sungai Serayu, terdapat sejumlah candi yang diambil dari tokoh-tokoh dalam wayang, seperti Candi Yudhistira, Candi Bima, Candi Arjuna, Candi Nakula, Candi Sadewa, Candi Gathutkaca, dan Candi Bisma. 

 

Candi-candi ini memberikan jejak sejarah yang mendalam tentang bagaimana budaya dan mitos bersatu dalam warisan nenek moyang.

 

Pegunungan Dieng juga menampung Candi Semar, yang turut menghidupkan mitos tokoh dalam wayang. 

 

Begitu pula di Gunung Srandil, yang berdekatan dengan hilir Sungai Serayu, terdapat patung Semar. 

 

Patung ini menjadi simbol turunnya Semar (Sang Hyang Bathara Ismaya) dari dunia dewa ke dunia manusia, mengingatkan kita akan hubungan spiritual antara mitos dan kenyataan dalam sejarah.

 

Mitos Sungai Serayu melintasi waktu dan budaya, mengandung pesan tentang keajaiban alam, keteguhan tekad, dan keagungan spiritual. 

 

Dalam versi pertama, Bima menjadi pahlawan yang menorehkan jejak abadi, sementara dalam versi kedua, Sunan Kalijaga mengajarkan tentang kecantikan yang tak hanya fisik, tetapi juga spiritual. 

 

Jejak mitos ini juga tercermin dalam nama-nama candi dan patung-patung yang ada di sepanjang aliran Sungai Serayu. 

Sumber: