Mitos Candi Prambanan dari Pasukan Jin hingga Terdapat Kutukan Perawan Tua?
Candi Prambanan--@prambananpark
RADAR TEGAL - Candi Prambanan merupakan salah satu objek wisata yang berdiri mergah di Desa Bokoharjo, Kecamatan Prambanan, Kabupaten Sleman, DIY. Berikut mitos candi prambanan.
Tahukah Anda, di balik keunikan arsitektur dan sejarahnya, ternyata Candi Prambanan mempunyai cerita legenda yang menarik, lho.
Cerita legenda tersebut yakni kisah pembuktian cinta Bandung Bondowoso ke Roro Jonggrang.
BACA JUGA: Asal usul Terbentuknya Telaga Ngebel Ponorogo, Antara Mitos dan Peristiwa Alam
Kisah Bandung Bondowoso
Dikisahkah, Bandung Bondowoso sebagai pemimpin yang tegas, kejam, dan suku memerintah.
Ia memiliki pasukan kuat yang membuatnya tak segan memberikan hukuman berat bagi siapa saja yang menentang dan tak mematuhi aturannya.
Bondowoso juga merupakan kesatria sakti dari Kerajaan Pengging. Kerajaan tersebut sangat terkenal arogan dan selalu ingin memperluas wilayah kekuasaannya.
Adapun nama Banudng Bondowoso sendiri berasal dari senjata yang sangat sakti bernama Bandung.
Selain itu, Bandung Bondowoso juga mempunyai pasukan berupa jin.
Disinilah misteri terrsembunyi di balik keindahan Candi Prambanan tersimpan.
Khususnya bagi penduduk sekitar terutama bagi para gadis.
Konon katanya, misteri ini berhubungan dengan kisah cinta bertepuk sebelah tangan Bandung Bondowoso terhadap Roro Jonggrang.
Kisah Cinta Bandung Bondowoso
Bandung Bondowoso yang merupakan putra Raja Pengging ini berhasil membunuh Prabu Boko dari Kerajaan Boko.
Pada saat berhasil membunuh Prabo Boko, Bandung Bondowoso berniat untuk mempersunting Roro Jonggrang.
Tahu bila Bandung Bondowoso berniat untuk mempersunting dirinya, Ia pun mengajukan dua syarat.
Syarat pertama, Bandung Bondowoso diminta membuat sumur.
Syarat kedua, Bandung Bondowoso diminta untuk membangun 1000 candi dalam satu malam sebelum ayam berkokok.
Karena Bandung Bondowoso memiliki pasukan jin. Ia pun memerintahkan pasukan jinnya untuk membangun 1000 candi sesuai permintaan Roro Jonggrang.
Namun,kecurangan Roro Jonggrang sebenarnya sudah nampak pada syarat yang pertama. Di mana saat pembuatan sumur sudah terlaksanakan, Roro Jonggrang meminta supata Bondowoso turun ke sumur.
Setelah berada di dalam sumur, Jonggrang memerintahkan Patih Gupolo untuk menimnun batu.
Tapi, Bondowoso dapat keluar dengan selamat karena mempunyai ilmu kesaktian.
Begitu juga pembuatan candi sewu dalam semalam. Roro Jonggrang merasa yakin bahwa Bondowoso tidak mampu memenuhi syaat kedua tersebut.
Tapi sayangnya, prediksi Roro Jonggrang tersebut meleset karena Bondowoso meminta bala tentara makhluk halus untuk membuatkan candi sewu.
Akhirnya, kecemasan pun menyelimuti Roro Jonggrang pada saat mendengar seribu candi tengah yang sedang Bandung Bondowoso buat hampir selesai.
Lalu, Roro Jonggrang pun mendapatkan ide untuk menggagalkan Bandung Bondowoso dalam menyelesaikan pembuatan seribu Candi.
Dengan meminta bantuan gadis desa, Roro Jonggrang pun memerintahkan gadis desa keluar rumah untuk menumbuk padi dan membakar jerami.
Melihat adanya cahaya merah dan gemuruh kesibukan para gadis di desa yang menumbuk pada serta ayam yang mulai berkokok membuat bangga jin yang sedang membangun seribu candi tersebut lari tunggang langgang meninggalkan pekerjaannya.
Mereka tertipu lalu pergi meninggalkan lokasi pembuatan candi yang mendekati sempurna karena sudah tersusun sebanyak 999 candi.
Saat mengetahui semua itu atas ulah pujaan hatinya, rasa cinta Bandung Bondowoso kepada Roro Jonggrang pun sirna.
Dengan kesaktian yang dimiliki, Roro Jonggrang dikutuk oleh Bandung Bondowoso menjadi batu untuk melengkapi candi yang dibangunnya menjadi genap 1000 candi.
Salah satu tokoh masyarakat setempat, Raksono mengatakan karena tahu adanya koalisi antara Roro Jonggrang dan gadis desa, Bandung Bondowoso inipun mengutuk para gadis disana tak laku kawin, alias Perawan Tua.
Adapun mitos perawan tua tersebut berlaku di kampung Tlogo Elor dan Tlogo Kidul, hingga wilayah Bugisan, maupun Desa Kebondalem, yang berada di sisi utara timur laut komplek Candi Prambanan.
Disisi timur komplek Candi, terdapat dua Desa yaitu Desa Tlogo dan Bugisan, Prambanan Klaten, Klaten, Jawa Tengah.
Melansir dari karanganyar.inews.id, berikut penjelasannya.
"Mitos perawan tua karena terkena kutukan Bandung Bondowoso itu sudah dari dulu jamannya simbah. Perempuan usia kepala empat (40th) atau lima (50th) belum menikah juga ada di sini," kata Raksono ditemui belum lama ini.
Meski begitu, Pria yang sudah berumur lanjut ini meminta jangan langsung mengkaitkan perawan tua yang belum berkeluarga dengan mitos kutukan Bondowoso.
Dia membeberkan pria bujang yang belum menikah diusia 40 tahun hingga 50 tahun juga ada.
"Pria bujang belum menikah juga banyak. Tak sedikit juga kalangan remaja menikah pada usia dini," ujarnya.
Perawan tua, kata dia, hanya mitos seperti kisah kandasnya cinta Bondowoso pada Jonggrang yang berhembus hingga kini.
Raksono menyebut 'jodoh' itu ada ditangan Tuhan Yang Masa Esa. Seseorang tidak bisa mengelak atau menghindar dari jodoh yang sudah digariskan.
Sebagai contoh, sepasang kekasih yang sudah lama menjalin asmara kemudian putus ditengah jalan.
Seiring perjalanan waktu, kedua kekasih itu menemukan 'jodoh' orang lain meski hanya bertemu dengan waktu yang singkat.
Begitu pula dengan adannya mitos putus jalinan bagi sepasang kekasih yang belum menikah mengunjungi Candi Prambanan, Raksono menyerahkan pada setiap individu adanya mitos cinta akan kandas tersebut.
Demikian ulasan mengenai mitos candi prambanan. Semoga bermanfaat.***
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: