Unik! Berikut Mitos Brug Abang Tegal dari Gendong Pengantin hingga Tolak Bala

Unik! Berikut Mitos Brug Abang Tegal dari Gendong Pengantin hingga Tolak Bala

Brug Abang Tegal--

RADAR TEGAL  - Seperti daerah lainnya, Tegal juga memiliki beragam mitos menarik untuk di dalami. Berikut beragam mitos di brug abang Tegal.

Di Kecamatan Talang, Tegal terdapat beragam mitos yang hingga kini masih dipercaya oleh masyarakat sekita yakni mengenai Brug Abang Tegal.

Adapaun salah satu mitos yang berkembang yakni menggendong pengantin dan membuang ayam hidup oleh rombongan pengantin.

Diketahui, tradisi ini dilakukan setelah kedua pengantin melewati ijab kabul.

Selain itu, jembatan merah di Desa Talang ini juga menjadi saksi bisu peristiwa Revolusi Kutil.

BACA JUGA: 5 Fakta Balum Bili, Makhluk Mitologi Penunggu Sungai Aceh

Mitos Gendong Pengantin dan Buang Ayam ke Jembatan

Masyarakat sekitar jembatan merah percaya bahwa apabila terdapat pasangan menikah kemudian menginjak jembatan merah tersebut, maka nantinya pernikahan meraka tidak akan langgeng.

Oleh karena itu, begitu sampai di jembatan. Biasanya pasangan pengantin digendong oleh salah satu anggota keluarga supaya kaki mereka tidak menginjak jembatan.

Hal tersebut juga masih berlaku meskipun pengantin sedang mengendarai mobil.

Adapun ketika proses menggendong pengantin ini, seluruh rombongan dan iring-iring juga akan mengikuti.

Setelah selesai melewati jembatan dengan digendong, sepasang pangantin tersebut kemudian masuk ke dalam mobil untuk melanjutkan perjalanan menuju tempat resepsi.

Bukan hanya mitos menggendong penganting, rombongan pengantin juga diwajibkan membawa seekor ayam hidup untuk dibuang ke sungai bawah jembatan.

Tujuan dari pembuangan ayam hidup tersebut yakni supaya pengantin terhindar dari malapetaka.

Diketahui, ayam yang dibuang tersebut dipercaya menjadi tumbal sehingga pengantin akan mendapatkan keselamatan.

Namun, seiring berjalannya waktu. Kini unggas yang dibuang tersebut diperebutkan oleh anak-anak yang sudah emnunggu di bawah jembatan.

Awalnya tradisi ini menjadi tolak bala, namun kini berubah menjadi sedekah.

Ayam  yang biasnaya sudah dihiasi ini langsung ditangkap oleh anak-anak yang sudah menunggu di bawah selum hanyut ke sungai, jadi ayam tersebut masih bisa dimanfaatkan.

Senyum riang anak-anak ini pun seperti menjadi tontonan tersendiri bagi warga sekitar.

BACA JUGA: Mitos Pantai Alam Indah Tegal Soal Banyak Korban Terseret Ombak: Kerap Dikaitkan dengan Tumbal Nyi Rantam Sari

Demikian ulasan mengenai mitos brug abang Tegal. Semoga bermanfaat.***     

Sumber: