Gudangnya Mitos di Tegal Ternyata Ada di 3 Tempat Ini, Jadi Incaran Wisatawan!

Gudangnya Mitos di Tegal Ternyata Ada di 3 Tempat Ini, Jadi Incaran Wisatawan!

Berbagai mitos di Tegal ternyata ada di sini!-Foto: wanieta.com-

RADAR TEGAL - Selain terkenal dengan logatnya yang sangat khas, Tegal juga memiliki kekayaan budaya seperti beredarnya berbagai kisah mitos di masyarakat. 

 

Kemunculan mitos-mitos tersebut tidak diketahui tepat waktunya, tetapi masyarakat setempat mempercayai kebenaran kisah mitos tersebut. Di mana saja tempat yang menjadi gudang mitos di Tegal? berikut ulasannya. 

 

Waduk Cacaban

Tempat ini merupakan waduk yang telah direncanakan sejak zaman Belanda di tahun 1914. Kemudian proyek waduk ini selesai dan diresmikan langsung oleh Presiden Soekarno. 

 

Sebenarnya saat zaman penjajahan, waduk ini telah dirancang dan pembangunannya sudah berjalan. Namun, waduk ini membutuhkan waktu yang sangat lama akibat setiap dibangun, selalu terjadi longsor. 

 

Belanda yang mulai kesusahan memutuskan untuk menghentikan pembangunan waduk Cacaban ini. Selanjutnya pembangunan berlanjut di masa Soekarno pada tahun 1952. 

 

Konon, Presiden pertama Indonesia itu menancapkan cungkir emas di waduk Cacaban dengan tujuan tidak terjadi longsor seperti zaman Belanda. Ajaibnya, hingga hari ini waduk tersebut memang tidak pernah longsor lagi. 

 

Berkat kisah itu, warga setempat percaya untuk tidak mengambil cungkir emas di waduk tersebut untuk menghindari bencana longsor. 

 

Selain mitos di atas, masih terdapat kepercayaan bahwa waduk ini meminta tumbal setiap tahunnya. 

 

Seorang juru kunci waduk Cacaban melakukan ritual dan bertemu dengan makhluk gaib bernama Santi dan Mbah Brahma Sumandara yang meminta tumbal nyawa manusia. 

BACA JUGA:4 Tempat Di Tegal Ini Terkenal Mitos dan Angker, Ada Kaitannya Sama Nyi Roro Kidul!

Setelah melakukan negosiasi agar tidak ada lagi nyawa manusia yang hilang, juru kunci melakukan kesepakatan bersama bahwa warga setempat setiap tahun akan mempersembahkan kepala sapi atau banteng. 

 

Tradisi tersebut disebut sebagai Kedungbanteng dan menjadi tradisi wajib setiap tahunnya agar sang penghuni waduk tidak memangsa manusia lagi. 

 

Saat ini waduk Cacaban resmi menjadi objek wisata yang terbuka untuk umum. Pemandangan air dengan pemandangan perbukitan membuat sangat segar dipandang mata. 

 

Apabila kamu tertarik ke sini, waduk ini berlokasi di Desa Karanganyar, Kecamatan Kedungbanteng, Kabupaten Tegal. Dari Slawi, lokasi ini berjarak sekitar 9 kilometer. 

 

Pantai Larangan 

Lokasi Tegal yang berada dekat dengan utara Jawa membuat wilayah ini memiliki pantai yang menawan. Jajaran pantai di wilayah Pantai Utara landai dan sangat luas. 

 

Ombak pantai di utara juga lebih tenang daripada pantai Selatan, sehingga cocok untuk menjadi tujuan wisata, salah satunya pantai Larangan. 

 

Berlokasi di Desa Munjungagung, Kecamatan Kramat, Kabupaten tegal, pantai ini memiliki pesona menawan meskipun lokasinya tersembunyi. Rimbunnya pohon cemara di pantai ini tidak akan membuat kepanasan. 

 

Namun, dibalik semua keindahannya, Pantai Larangan memiliki berbagai mitos yang cukup membuat mata terbelalak. 

 

Salah satu mitos yang beredar di masyarakat adalah terdapat sosok Dewi Rantamsari yang muncul dari dalam lautan sambil menunggangi kuda putihnya. 

 

Dewi Rantamsari adalah sosok bidadari berwujud manusia yang berasal dari kayangan. Wujudnya digambarkan sangat cantik, sampai meluluhkan hati Bahurekso dan Sultan Agung Mataram. 

 

Sosok Dewi Rantamsari sangat terkenal dan ditakuti oleh masyarakat Cirebon, Indramayu, Tegal, Brebes, dan sekitarnya. Ia dipercaya sebagai sosok penguasa laut wilayah sekitar. 

 

Dalam cerita Nawangwulan dan Joko Tarub, Dewi Rantamsari merupakan sosok Nawangsari (saudara Nawangwulan) yang ikut turun ke bumi, tepatnya di Kalisasak. 

BACA JUGA:Gerbang Menuju Kerajaan Gaib? Ini 7 Mitos Seputar Gunung Slamet

Jika Nawangwulan turun menjadi penguasa laut selatan, sedangkan Nawangsari turun ke wilayah laut utara. 

 

Singkat cerita, Dewi Rantamsari menikah dengan Bahurekso Sulamjono, tetapi rumah tangganya tidak berjalan mulus. Akhirnya ia menjadi janda, dan diajarkan oleh Nawangwulan terkait memimpin dunia lelembut. 

 

Hal itulah yang membuat Dewi Rantamsari begitu dikeramatkan hingga hari ini karena menjadi penguasa dan penjaga laut. 

 

Dalam membawakan kisah Dewi Rantamsari juga tidak boleh sembarangan, karena pernah ada kejadian banjir dan cuaca buruk saat lakon Dewi rantamsari kurang sesuai di Pendopo Pekalongan. 

 

Curug Pengantin Tegal 

Di Tegal terdapat salah satu wisata yang selalu dikunjungi oleh masyarakat Tegal dan kota lain, yakni Curug Pengantin. 

Curug ini dapat ditemui pada tebing batuan setinggi hampir 30 meter yang mengalir dua air terjun indah dan deras. Inilah yang membuat tempat ini bernama curug pengantin. 

 

Di sini kamu dapat menikmati hamparan keindahan alam yang mengagumkan, tetapi kamu dilarang berenang di curug ini karena berbahaya. 

 

Pemandangan di curug ini seperti film-film fantasi yang sangat unik. Bebatuan sepanjang aliran juga membuat wilayah curug ini semakin menawan. 

 

Namun, dibalik semua keindahan itu terdapat fenomena mistis curug pengantin. Selain alasan dari dua air terjun bersebelahan, ternyata asal usul nama curug pengantin lebih mengerikan. 

 

Menurut masyarakat sekitar, dahulu terdapat sepasang kekasih yang bunuh diri akibat tidak bisa bersatu. Mereka akhirnya memutuskan untuk mati bersama. 

 

Kisah cinta yang berakhir tragis itu juga mendasari alasan kuat curug ini dinamakan curug pengantin. Selain itu, menurut cerita yang beredar, di curug ini selalu ada suara meminta tolong, tetapi saat diperiksa tidak ada siapapun. 

 

BACA JUGA:Mitos Jawa-Bali Tak Boleh Terhubung Jembatan Terjawab, Padahal Jawa dan Madura Bisa

Setiap tempat di Tegal memiliki keunikan tersendiri, termasuk pada beredarnya mitos-mitos yang melegenda. Namun, bagi kamu yang ingin berkunjung ke 3 tempat di atas tidak perlu takut. 

 

Saat ini semua tempat tersebut telah menjadi lokasi wisata populer yang indah dan wajib dikunjungi apabila ke Tegal.***

Sumber: www.visitjawatengah.jatengprov.go.id/id/artikel/pesona-pantai-larangan-di-tegal-dan-hidden-gem-yang-jarang-diketahui