Bagai Teratai yang Terapung, Makam di Tengah Laut Ini Tetap Kokoh Berdiri

Bagai Teratai yang Terapung, Makam di Tengah Laut Ini Tetap Kokoh Berdiri

--merdeka.com

RADAR TEGAL - Demak terkenal sebagai Kota Wali karena peran Sunan Kalijaga dalam menyebarkan Islam di Pulau Jawa. Ternyata, makam di tengah laut Demak ini merupakan milik salah satu keturunannya. 

Makam di tengah laut tersebut merupakan tempat peristirahatan dari tokoh agama Islam di Demak yang bernama Syekh Abdullah Mudzakir atau Mbah Mudzakir. Hebatnya, makam ini kokoh berdiri di atas air, tepatnya di kawasan Pantai Sayung, Demak. 

BACA JUGA:Ziarah ke Makam Sunan Muria, Ganjar: Wali Pecinta Seni dan Konservasi

Wisata religi ini biasanya ditempuh sepanjang 700 m oleh para peziarah jika berjalan melalui jembatan yang diapit lautan. Namun, mereka juga bisa menyewa perahu dari nelayan untuk pergi ke makam di tengah laut tersebut. 

Pada kesempatan kali ini, radartegal.disway.id akan mengajak Anda untuk mengenal salah satu makam unik yang ada di Indonesia, tepatnya di Demak. Melansir dari kanal youtube JUNAWAY berikut informasi mengenai makam di tengah laut milik Syekh Abdullah Mudzakir.

BACA JUGA:5 Makam Ulama di Tegal yang Ramai Dikunjungi Peziarah, Tempat Wisata Keagamaan dan Edukasi

Awalnya sebuah desa yang terendam

Makam Mbah Mudzakir ini dulunya menyatu dengan daratan, tepatnya di Dusun Tambaksari, Desa Bendono, Kabupaten Demak. Naas, banjir rob menyebabkan pasang air laut dari Pantai Sayung melindas daratan tersebut hingga terendam dan menyisakan makam miliknya. 

Tidak hanya makam milik Mbah Mudzakir saja yang terapung, tetapi makam istri-istri dan anak-anaknya juga sama. Karena itu, makam ini dianggap sakral oleh masyarakat setempat.

BACA JUGA:Wisata Religi Makam Sunan Amangkurat I Tegal, Menyusuri Peninggalan Kerajaan Mataram

Sosok Mbah Mudzakir dan keluarganya

Sebelum mulai menetap di Dusun Tambaksari tahun 1900, Mbah Mudzakir awalnya lahir tahun 1869 di Dusun Jago, Desa Wringinjajar, Kecamatan Mranggen, Kabupaten Demak. Ia dikabarkan masih merupakan keturunan Sunan Kalijaga dan juga berguru ke berbagai ulama, termasuk Syekh Soleh Darat. 

Sebelum wafat pada tahun 1950, ia sudah mempunyai 4 istri yang mengaruniainya 18 anak. Keempat istrinya tersebut bernama Nyai Latifah, Nyai Asmanah, Nyai Murni, dan Nyai Imronah. 

BACA JUGA:Malam 1 Suro, Warga Desa Pakijangan Ziarah ke Makam Nini Jasmani

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: junaway