Bus Kebanggaan Wong Ngapak! Sejarah PO Dewi Sri Bermula dari Penjual Beras Sekarang Menjadi PO Sukses

Bus Kebanggaan Wong Ngapak! Sejarah PO Dewi Sri Bermula dari Penjual Beras Sekarang Menjadi PO Sukses

Ilustrasi: -Instagram: @tambang_raras-

TEGAL, radartegal.disway.id - Perusahaan Otobus (PO) Dewi Sri telah menjelma menjadi salah satu perusahaan otobus legendaris di jalur Pantura, terutama di kalangan masyarakat Tegal, Jawa Tengah.

Pada tahun 1980-an, PO Dewi Sri didirikan oleh pasangan suami-istri, H. Ismail dan Hj. Rokhayah, yang pada awalnya bergerak dalam usaha pedagang beras.

Kala itu, mereka menggunakan truk untuk mengangkut dan mendukung kegiatan dagang mereka.

Transisi ke bisnis prusahaan otobus

Seiring dengan pesatnya perkembangan usaha dagang beras dan angkutan truk, H. Ismail dan Hj. Rokhayah mulai melirik sektor transportasi otobus sebagai peluang baru.

Mereka mengambil langkah maju dengan mengakuisisi PO Panca Jaya yang berbasis di Purwokerto, Jawa Tengah.

Inilah awal mula PO Dewi Sri hadir, dan perjalanan pertama mereka dimulai dengan rute Tegal-Purwokerto menggunakan beberapa bus medium.

BACA JUGA:Soto Khas Tegal Ini Sudah Eksis dari Tahun 1970an Salah Satunya Warung Soto Tauco H. Caup Gendut

Melangkah lebih jauh

Tidak puas dengan kesuksesan awal, pada tahun 1993, PO Dewi Sri memperluas jangkauan layanannya dengan membuka trayek AKAP, termasuk rute Tegal-Jakarta Pulang-Pergi (PP).

Untuk mengakomodasi penumpang yang semakin banyak, tujuh armada bus besar dikirimkan untuk melayani rute ini.

Meskipun persaingan ketat, dengan saingan utama seperti PO Dedy Jaya dan PO Sinar Jaya, PO Dewi Sri berhasil menarik minat pasar dengan kecepatan dan ketepatan waktunya yang konsisten.

Bus kebanggaan "Wong Ngapak"

Keberhasilan PO Dewi Sri membuka rute ke beberapa daerah "Ngapak" membuatnya dikenal sebagai bus kebanggaan "Wong Ngapak."

Masuknya tahun 2000-an, H. Ismail menyerahkan tongkat kepemimpinan kepada anak pertamanya, Ikmal Jaya, yang memiliki minat besar di dunia transportasi darat. Di bawah kepemimpinannya, PO Dewi Sri semakin berkembang pesat.

Transisi kepemimpinan dan perkembangan terus berlanjut

Pada tahun 2006, kepemimpinan perusahaan diambil alih oleh Idza Priyanti, anak ketiga dari pasangan H. Ismail dan Hj. Rokhayah, setelah Ismail terpilih sebagai Walikota Tegal.

Selanjtnya, kursi kepemimpinan diserahkan kepada Mukti Agung Wibowo, anak bungsu pasangan tersebut, yang juga terlibat dalam dunia politik sebagai Wakil Bupati Pemalang.

BACA JUGA:Kenapa Kuliner Khas Tegal Ini Bernama Glotak? Begini Sejarahnya

Mencatat sejarah dengan armada premium

Di masa kejayaannya, PO Dewi Sri mencatat sejarah dengan menggunakan sasis premium, seperti Volvo B7R. Keputusan ini tidak hanya menunjukkan komitmen perusahaan untuk memberikan pelayanan berkualitas tinggi.

Tetapi juga menegaskan posisi PO Dewi Sri sebagai pemain utama di industri otobus. Pada masa itu, PO Dewi Sri memiliki lebih dari 20 unit bus dengan sasis tersebut.

Meningkatnya jumlah armada dan diversifikasi layanan

Saat ini, PO Dewi Sri bangga memiliki lebih dari 500 armada yang tersebar di berbagai divisi, termasuk layanan Antar Kota Antar Provinsi (AKAP), Antar Kota Dalam Provinsi (AKDP), dan angkutan kota.

Perusahaan ini terus berinovasi dengan memperkenalkan bus terbaru yang dirancang oleh karoseri Laksana, dengan menggunakan bodi SR2, dan bus-bus ini telah menjadi pemandangan biasa di jalur Pantura.

Dari awal yang sederhana sebagai pedagang beras hingga menjadi salah satu perusahaan otobus terkemuka di jalur Pantura, perjalanan PO Dewi Sri telah mencatat sejarah panjang yang dipenuhi dengan kisah kesuksesan dan perubahan.

BACA JUGA:Warga Tegal Harus Bangga! Ternyata Pemilik RS Mitra Keluarga Orang Tegal

Dengan dedikasi untuk memberikan pelayanan terbaik bagi penumpangnya, PO Dewi Sri terus melangkah maju sebagai pilihan utama dalam perjalanan transportasi darat bagi masyarakat Tegal dan wilayah sekitarnya.

Demikian informasi tentang sejarah singkat PO ewi Sri. Temukan lebih banyak informasi sejarah lainnya di radartegal.disway.id. Semoga terinspirasi.(*)

Sumber: