Kerap Krisis Air, Sejumlah Sarana Pamsimas di Kabupaten Brebes Ternyata Kurang Optimal

Kerap Krisis Air, Sejumlah Sarana Pamsimas di Kabupaten Brebes Ternyata Kurang Optimal

KURANG OPTIMAL - Program Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat (Pamsimas) di Desa Siandong Kecamatan Larangan kurang optimal.-Istimewa-

BREBES, RADARTEGAL.DISWAY.ID - Sejumlah daerah di Kabupaten Brebes kerap mengalami krisis air saat musim kemarau. Bagi desa penerima bantuan program Pamsimas seharusnya tidak sampai mengalami kesulitan air bersih saat musim kemarau

Meski begitu, hal itu tergantung pada peran serta masyarakat dalam pengelolaan Pamsimas. Karena, pengelolaan Pamsimas sangat penting untuk mengatasi kesulitan air bersih saat musim kemarau.

“Pengelolaan Pamsimas ini penting untuk mengantisipasi agar jangan sampai warga mengalami kesulitan air bersih,” ujar Kepala Bidang Cipta Karya Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Brebes Dani Asmoro, Kamis, 6 Juli 2023.

Menurutnya, di Kabupaten Brebes terdapat 161 desa penerima program Pamsimas. Program ini sejatinya bisa mengatasi kekurangan air bersih saat musim kemarau.

“Kami sedang melakukan inventarisir Pamsimas mana saja yang saat ini tidak berfungsi optimal,” ujarnya.

Pihaknya saat ini sedang menginventarisir bangunan Pamsimas yang tidak berfungsi optimal lantaran beberapa faktor. Dani menambahkan, ada beberapa faktor yang menjadi kendala pengelolaan Pamsimas. 

BACA JUGA:Sumur Bor Pamsimas Desa Karangmalang Tegal Mangkrak, Kades: 15 Menit Disedot, Air Langsung Habis

Di antaranya terkait kelembagaan pengelolaan dan partisipasi masyarakat untuk iuran pembayaran listrik Pamsimas.

Salah satu Program Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat (Pamsimas) yang tidak optimal ada di Desa Siandong Kecamatan Larangan. Tower Program Pamsimas di desa itu yang dibangun pada tahun 2017 kini nampak kumuh.

Dani menjelaskan, pengelolaan Pamsimas di Desa Siandong Kecamatan Larangan dulu cukup baik dan saat ini sudah ada lebih dari 100 pelanggan Pamsimas. 

Pamsimas di desa tersebut dikelola oleh Kelompok pengelola sarana prasarana air minum dan sanitasi (KPSPAM) yang terdiri dari unsur masyarakat desa setempat. Namun saat ini pihaknya belum mengetahui pasti perkembangan pengelolaan Pamsimas tersebut.

“Kami sudah mengundang para KPSPAM untuk pembekalan pengelolaan Pamsimas. Kami tanyai mereka dan mayoritas kendalanya adalah kelembagaan pengelolaan dan iuran listrik yang akhirnya dibiarkan. Untuk pengelolaan, masing-masing desa masih tarik ulur antara KPSPAM dan BUMDes,” jelasnya. ***

Sumber: