Waspada 9 Potensi Bencana di Kabupaten Tegal, BPBD: Longsor, Banjir dan Rob Paling Sering Terjadi

Waspada 9 Potensi Bencana di Kabupaten Tegal, BPBD: Longsor, Banjir dan Rob Paling Sering Terjadi

Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Tegal Elliya Hidayah mengatakan, ada sembilan potensi bencana yang perlu diwaspadai.-Yeri Noveli-

SLAWI, RADARTEGAL.COM - Memasuki musim hujan, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Tegal siap siaga bencana.

Di wilayah Kabupaten Tegal, ada sembilan potensi bencana yang perlu diwaspadai oleh seluruh lapisan masyarakat.

Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Tegal Elliya Hidayah mengatakan, ada sembilan potensi bencana yang perlu diwaspadai.

Dari 9 itu, ada tiga yang paling sering terjadi di Kabupaten Tegal. Adalah bencana tanah bergerak atau longsor, banjir, dan rob.

BACA JUGA:Gerard Pique Pensiun, Sayonara Barcelona, Pertandingan Lawan Almeria Jadi Laga Pamungkas

Sejauh ini, untuk mencegah terjadinya bencana tersebut, BPBD sudah berupaya melakukan mitigasi. Yakni dengan merelokasi permukiman warga dan melakukan penanaman pohon keras.

“Kita tumbuhkan kesadaran masyarakat agar lebih tanggap terhadap risiko bencana. Seperti menghijaukan lahan kritis, tidak memanfaatkan sungai ataupun saluran air sebagai tempat pembuangan sampah," katanya.

"Sedapat mungkin kita ajak masyarakat mau bekerja bakti membersihkan lingkungannya secara berkala,” tambah Elliya, belum lama ini.

BACA JUGA:Wow, Bisa Panen Tiga Kali, Petani Berharap Gerakan Seribu Embung Ganjar Bisa Diterapkan Secara Nasional

Dia menyatakan, bencana alam tidak bisa dihadapi sendiri. Perlu peran pentaheliks dari mulai penguatan sistem peringatan dini, penyusunan rencana kontijensi, edukasi dan pelatihan kebencanaan hingga tanggap darurat. 

Selain upaya pencegahan dan mitigasi, untuk mengurangi risiko bencana, sensitifitas terhadap kerawanan bencana juga sangat diperlukan.

Sebab sebagian besar bencana hidrometeorologi, seperti banjir dan tanah longsor disebabkan ulah manusia. Seperti penggundulan hutan, mengonversi kawasan resapan menjadi lahan terbangun.

BACA JUGA:BLACKPINK Dilarang Konser di GBK, Menpora: Masih Banyak Stadion Lain

“Komponen pentaheliks harus bisa bekerja sama, sinergi dan saling mendukung. Harapannya, kesiapsiagaan baik individu, keluarga, maupun masyarakat bisa terbangun,” tukasnya. *

Sumber: