Menjaga Pendidikan Karakter Siswa di Era Digital
PENULIS: Dina Lensiana Irwanti, S.Pd, guru SDN 1 Gebang, Gemuh, Kendal--
PENDIDIKAN karakter di era digital itu sangat penting. Karena itu, pendidikan karakter harus mulai diterapkan pada anak sekolah dasar. Karakter dapat diartikan sebagai cara pola berpikir dan berperilaku seseorang yang mencerminkan dirinya baik secara individu maupun secara bersama-sama, baik dalam lingkup keluarga, masyarakat dan bernegara.
Untuk lebih singkatnya, karakter merupakan pembawaan seseorang yang didapatkan sejak kecil. Karakter sangat erat hubungannya dengan nilai-nilai agama, kejiwaan, akhlak dan budi pekerti seseorang yang membedakan terhadap yang lainnya.
Sejalan dengan perkembangan zaman juga diikuti dengan pergeseran moral sebagai karakter atau budaya negara timur, baik yang datang dari negara kita sendiri maupun budaya atau karakter yang dibawa dari negara asing.
Banyaknya ujian dan godaan dari teknologi diharapkan mampu membentuk karakter seorang anak. Karakter positif yang diharapkan terbentuk ialah perkembangan emosional, kepribadian dan spiritualitas.
Zaman serba teknologi ini menjadikan anak telihat sangat pasif dan jarang untuk bersosialisasi di keluarga maupun masyarakat. Banyak generasi milenial sekarang yang lebih fokus untuk bermain gadget dan ponselnya daripada bermain bersama teman-teman sebayanya.
Hal ini mengakibatkan anak kehilangan waktu berharga bersama keluarga dan bersosialisasi dengan teman-temannya. Fokus anak sudah teralihkan oleh ponsel pintar atau game online yang ada saat ini.
Peran orang tua sangat dibutuhkan untuk membimbing dan memantau waktu si kecil dari teknologi yang dipakai.
Hal-hal yang harus dilakukan orang tua terhadap Anak Sekolah Dasar dalam pengasuhan digital atau digital parenting adalah sebagai berikut :
Meningkatkan dan memperbarui wawasan tentang internet dan gadget. Orang tua yang gagap teknologi tidak bisa mengawal anaknya.
Posisikan internet di ruang keluarga sehingga orang tua bisa mengetahui apa yang dilihat dan diakses anak.
Berikan batasan waktu untuk menggunakan gadget.
Memberikan wawasan mengenai dampak negatif teknologi.
Jika ada hal yang tidak pantas diakses, segera larang dengan tegas.
Menjalin komunikasi yang terbuka dua arah dengan anak-anak.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: