Daerahnya Terisolasi, Warga di Kaki Gunung Slamet Ini Harus Ditandu 3,5 Kilometer untuk Berobat

Daerahnya Terisolasi, Warga di Kaki Gunung Slamet Ini Harus Ditandu 3,5 Kilometer untuk Berobat

--

JATINEGARA - Warga Dukuh Karangsari Desa Wotgalih Kecamatan Jatinegara Kabupaten Tegal sudah lama terisolasi. Untuk menuju ke rumah sakit terdekat, warga harus ditandu menuju ke jalan raya.

Warga Dukuh Karangsari RT 03 RW 06 Desa Wotgalih, Aeni (24), Kamis (7/7), mengatakan, warga yang sedang sakit terpaksa menggunakan tandu untuk menuju ke jalan utama. Hal itu lantaran akses jalan di desanya rusak berat dan berlumpur.

Letak geografis Pedukuhan Karangsari memang dikelilingi hutan dan sungai besar. Untuk menuju ke pedukuhan tersebut harus melewati hutan jati yang jaraknya cukup jauh.

Diperkirakan, jarak dari Pedukuhan Karangsari menuju ke pusat keramaian di Kecamatan Jatinegara sekitar 10 kilometer. Sedangkan jika hendak ke rumah sakit, warga tidak melewati pusat kecamatan di Jatinegara, tetapi harus menyeberangi sungai besar perbatasan Kabupaten Tegal dengan Pemalang.

"Warga yang sakit ditandu dua orang dengan menggunakan sarung dan kayu. Seperti bapaknya yang bernama Warno (55) yang berdomisili di RT 03 RW 06 Pedukuhan Karangsari," katanya.

Perjalanan menuju ke rumah sakit, tambah Aeni, bapaknya bersama dua orang yang memanggul tandunya harus melewati hutan, jalan berlumpur, hingga menyeberangi dua sungai besar. Yakni Sungai Rambut dan Lohgeni yang belum difasilitasi jembatan.

Perjalanan itu harus ditempuh sejauh sekitar 3,5 kilometer. Setelah sampai di Pedukuhan Cipero Desa Kedungjati Kecamatan Warureja, bapaknya baru dinaikan mobil menuju ke RS Suradadi yang jaraknya sekitar 15 kilometer. 

"Bapak saya terpaksa ditandu karena tidak kuat berjalan dan kondisi jalan juga rusak. Akses jalan tidak bisa dilewati kendaraan roda empat maupun roda dua. Bapak saya ditandu sejauh 3,5 kilometer," tambahnya. 

Sebenarnya kondisi demikian, lanjut Aeni, bukan kali pertama di desanya. Tapi setiap ada orang sakit maupun orang yang hendak melahirkan anak, selalu ditandu untuk menuju ke rumah sakit.

Karena itulah, dirinya berharap kepada pemerintah agar jalan yang rusak segera diperbaiki, sehingga bisa dilewati kendaraan roda dua dan empat. Termasuk membangun jembatan di atas Sungai Rambut dan Lohgeni.

Butuh Perhatian Pemerintah

Sementara itu Kades Wotgalih, Warji, membenarkan jika akses jalan di Pedukuhan Karangsari mengalami kerusakan yang cukup parah. Warga harus bersusah payah berjalan kaki jika hendak beraktifitas ke kota atau pusat keramaian. 

Parahnya, jika musim hujan, debit air sungai tinggi yang mengakibatkan warga tidak bisa menyebrang. Akses sungai hanya bisa dilewati ketika kondisi kemarau.

Dirinya sangat prihatin ketika ada warganya yang sakit atau hendak melahirkan, mereka selalu ditandu untuk menuju ke rumah sakit. Sejauh ini, sudah kerap mengusulkan perbaikan ke Pemkab Tegal. Namun hingga kini belum direalisasi.

Sumber: